![]() |
Teks lengkap La Tadri. |
Oleh M. Abdullah Badri
GURU Madin itu bernama Pak Zuhdi. Sudah 32 tahun menjadi guru di madrasah diniyah Ngampel, Jatirejo, Karanganyar, Demak, dan berpuasa dala'il selama 20 tahun. Hari itu, 20 April 2025, dia memukul anak didik yang kebetulan sedang uncal-uncalan kopyah hingga mengenainya.
Setelah diberobatkan (anaknya mengaku pusing), ibu si anak bernama Mualimah, mantan caleg Perindo yang dulu juga pernah diajar Pak Zuhdi, menuntut uang rugi sebesar 25 juta akibat pukulan ringannya itu.
Karena bekerja sebagai petani, terpaksa Pak Zuhdi menjual motornya untuk membayar Mualimah. Bahkan motor keponakannya pun hendak dijual.
Terjadilah negosiasi. Pak Zuhdi cukup membayar setengahnya (12,5 juta). Baru-baru ini, kejadian itu viral lagi. Hingga ada menggelar donasi, memberinya motor dan menaikkan umroh.
Pak Zuhdi lumayan beruntung karena nasibnya mendapatkan simpati publik. Guru diniyah yang bisyarohnya tidak cukup untuk membeli beras 25 kilo kok dituntut ganti rugi hingga puluhan juta. Otak korslet.
Wajar dong bila dia menolak Mualimah mengembalikan uang itu kembali. Dekne kisinan paling, terus dibalikno.
Kalau si ibunya waras, harusnya dia berterimakasih telah memperhatikan anaknya. Kadang memang butuh ketegasan untuk mendidik anak meskipun kekerasan tidak dibenarkan.
Untuk Pak Zuhdi, saya sempatkan membuat syair Arab ber-bahar Munsarih. Berikut ini. Bahar Munsarih jarang dipakai para penyair.
(لو تدري)
JIKA KAU TAHU
يَا مَـدْرَسِـــيًّا ضَرْبَانُكَ الْوَلَـدَا :: مَا لِـــلْأَذَى أَوْ ضُـرًّا لَهُ أَبَــــدَا
Oh, Pak Guru Madin, pemukulanmu ke anak selamanya tidak untuk membuatnya celaka atau terluka.
قَالُوْا هُوَ الْعُنْفُ، قُلْتُهُ: الْأَدَبُ :: تَرْوِيْ لِأَرْضِ الْفُؤَادِ هِيَ الْجَدَبُ
Mereka bilang: itu kekerasan. Saya bilang: itu adab. Engkau menyegarkan dahaga hati, yang tandus.
وَحِـيْنَ أُمٌّ تـَجِيْئُكَ انْـــتَقَـمَتْ :: صَارَتْ عَدُوًّا وَوُدَّتُـهَا انْــصَرَمَتْ
Dan ketika seorang ibu datang kepadamu, hendak membalas dendam, dia menjadi musuh, dan tali kasihnya pun sudah terputus.
كَـيْفَ اسْتَقَامَ الْأَخْلَاقُ لِلْــوَلَدِ :: إِذَا غَـــوَى فِي الــصِّغَارِ فِيْ فَنِدِ
Bagaimana mungkin akhlak seorang anak dapat tegak jika di masa kecilnya berbuat salah?
لَـوْ كُــنْتَ تَــدْرِيْ تَأَدُّبَهُ بَكَـيَا :: عَيْنَاكَ تَـــدْعُوْهُ بِالْـجَمِـــيْلِ زَيَا
Kalau kamu tahu cara mendisiplinkannya (anakmu), kedua matamu menangis. Kamu (harusnya) mendoakan yang bagus sebagai pakaian hiasan untuknya.
Syair di atas insyaAllah akan masuk dalam antologi syair Arab saya yang beri judul sementara: Nailun Nuhudl fi Ilmil Arudl (نيل النهوض في علم العروض). Semoga saja cepat selesai ditulis sekalian jadi buku Arudl. []