Banner yang beredar terkait Maulid Majelis Fulus Jepara. Foto: istimewa. |
Oleh M. Abdullah Badri
PERWAKILAN dari Robithah Alawiyah (RA) Jepara menjelaskan bahwa rencana Habib Umar Al-Jufri membuat acara maulid di lapangan Ngabul, Tahunan, Jepara, dibatalkan. Atas keberatan yang saya uraikan lewat dua tulisan yang menjangkau lebih dari 40 ribu pembaca, lokasi agenda tersebut dipindahkan ke Desa Troso, dan berganti nama menjadi "Troso Bersholawat".
Pada pertemuan antara beberapa pengurus RA dan pihak panitia di Troso, Jumat siang (11 Oktober 2024), agenda maulid tidak lagi menyertakan agenda haul kedua walid Umar Al-Jufri, dan tidak menggunakan nama Majelis Shalawat Fulus lagi. Namun, tanggal pelaksanaan dan calon pematerinya tetap tidak berubah.
Apakah ndawir dapat dihentikan? Pihak RA Jepara tidak menjamin sepenuhnya.
Andai saja sebaran proposal wajar, saya pribadi mendukung agenda maulid di Desa Ngabul. Namun, karena sudah disproporsional, saya memang tidak sungkan mengkritik. Kata orang-orang, baru kali ini ada kritik terbuka di depan publik kepada para habib di Jepara.
Kepada antum, sidang pembaca budiman -yang dekat dengan para habib di Jepara, tolong tegur dan ingatkan jika mereka:
- Muter-muter ndawir untuk nafkah hidup hingga panitia pengajian dan kaji-kaji yang disowani merasa tidak enak setiap bulan.
- Menarasikan sejarah NU yang tidak referensial dan tidak sesuai pakem kurikulum pengaderan di NU, Fatayat, Muslimat, Ansor, IPNU dan lainnya.
- Menulis nama-nama baru untuk makam auliya' di Jepara (daftar makam wali di Jepara ada 500an lebih), walau atas nama tabarruk shahib ratib, hizib ataupun lainnya. Bila tidak benar, hal itu akan melukai anak cucunya yang masih hidup hingga sekarang. Apalagi narasinya cenderung tidak masuk akal dan tidak bisa dijelaskan kisahnya secara kronologis.
- Tidak tekun ibadah dan justru dekat dengan maksiat karena merasa selamat (pasti masuk surga). Bagi saya, pembiaran ini justru merugikan mereka. Semua orang Islam masuk surga, tapi ingat, hisab tetap saja dihadapi. Jangan terlalu jumawa di hadapan Allah Swt.
Tanpa mengurangi rasa hormat, saya menegaskan supaya haba'ib yang datang ke Jepara:
- Menghormati Wanita | Jangan mempermainkan mereka dengan mengawini dan menceraikan se-enaknya hingga membuat orangtuanya tidak ridla dan keluarkan sumpah serapah.
- Menghormati Muhibbin | Pikirkan nasib keluarga mereka yang waktunya berkurang karena khidmat ke majelis. Jangan menjual barang simbolik seperti surban, minyak dan lainnya di luar harga normal atas nama muhibbin. Berdayakanlah mereka, jangan hanya dimanfaatkan saja.
- Menghormati Kultur Lokal | Jagalah masyarakat agar tetap saling menghormati walau berbeda majelis. Jangan benturkan mereka demi kepentingan ekslusif mahabbah. Hadirilah undangan mereka tanpa mengharap jaber (amplop).
- Menghormati Kiai dan Ulama | Menghormati yang lebih tua adalah ajaran Nabi. Jangan ada lagi walad-walad bocil bertingkah pongah seperti terlihat di beberapa kasus majelis.
- Menghormati Ilmu | Majelis dzikir dan shalawat itu baik. Tapi, tanpa siraman ilmu syariat, jama'ah bisa tersesat dan fanatik tak tersembuhkan. Isilah majelis dengan membaca kitab. Bila tidak mampu, kerjasamalah dengan para santri dan kiai terdekat. Gizi hati dan pikiran hendaknya terisi sekaligus dalam majelis.
- Menghormati Masa Lalu | Jangan melupakan siapa yang dulu pernah menyambut di Jepara. Jangan melupakan jasa as-sabiqunal awwalun saat pertama kali datang ke Jepara.
- Menghormati Diri Sendiri | Cara terbaik menghormati diri sendiri adalah dengan menghormati liyan dan tetap bekerja. Bacalah kitab sederhana seperti: Kaifa Takunu Ghaniyyan dan Hatstsul Ihtiraf, insyaAllah bermanfaat.
Kesimpulannya, jadikanlah tanah Jepara, yang pernah dimpimpin Nyai Ratu Kalinyamat ini sebagai rumah pusaka (baitul jannah - rumah surga), bukan tanah plesir mencari jah (kehormatan) dan penghasilan saja.
Demikian manifesto dari saya kepada semuanya. Anda, saya, dan mereka yang berkepentingan untuk terciptanya rahmat lil alamin. [badriologi.com]
Keterangan:
Esai ini pertama tayang di akun Facebook pribadi Abdalla Badri pada 12 Oktober 2024 merupakan lanjutan esai sebelumnya berjudul: What, Habib Galon Ngaku Dididik Langsung oleh Nabi Khidzir? Selesai.