Kemerdekaan Lahir dan Batin -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Kemerdekaan Lahir dan Batin

M Abdullah Badri
Minggu, 27 Agustus 2023
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
makna kemerdekaan secara lahir dan batin
Ilustrasi merdeka lahir batin. Foto: istimewa


Oleh M. Abdullah Badri


MERDEKA adalah bebas menentukan hak hidup sesuai fitrah tanpa dihantui rasa takut ancaman liyan dan tanpa menganggu hak-hak serta kepentingan orang lain. Salah satu cara mengisi kemerdekaan adalah dengan senantiasa melayani publik. Bukan hanya memenuhi kebutuhan diri sendiri. 


Dengan bahasa lain, merdeka ialah situasi yang bisa terlepas dari bentuk perbudakan dan hak milik. Sebagaimana digambarkan Rasulullah Saw saat Haji Wada', merdeka ialah terwujudnya sikap saling menjaga kehidupan, melindungi hak milik dan kehormatan orang lain. Beliau Saw bersabda, 


أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ إِلَى أَنْ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هذَا فِيْ شَهْرِكُمْ هذَا فِيْ بِلَدِكُمْ هذَا


Terjemah:

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya darah dan hartamu haram bagimu satu dengan yang lain kecuali dengan jalan yang sah, sampai kamu sekalian berjumpa dengan Allah, sebagaimana keharaman atasmu pada harimu ini, pada bulanmu ini, dan di negerimu ini". (HR. Bukhari)


Makna kemerdekaan di atas ada dalam hubungan sosial manusia dengan manusia lainnya. Kepada Allah, semua manusia tidaklah merdeka sebagai makhluk. Semua yang ada di dunia statusnya ialah hamba Allah Swt yang wajib menyembah-Nya dan menjadi-Nya sebagai Tuhan. Sebab, semua yang ada di dunia ini statusnya adalah mamluk (dimiliki) oleh Allah Swt.  


إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّماوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَنِ عَبْداً


Terjemah:

"Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba" (QS. Maryam: 93).


Dalam dunia tashawwuf, merdeka diartikan sebagai sikap menerima atas apa yang sudah diterima dan tidak berambisi meniru atau ingin memiliki apa yang sudah  dimiliki oleh orang lain. Selama orang belum terlepas dari ambisinya, dia akan menjadi budak sebenarnya. 


Jadi, dalam tashawwuf, kemerdekaan tidak terkait langsung dengan adanya aturan atau jaminan kebebasan yang diberikan oleh orang lain, melaikan adanya sikap menerima atas apa yang sudah ada. Rasulullah Saw bersabda:


لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ 


Terjemah:

"Bukanlah kekayaan itu disebabkan banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kekayaan jiwa" (HR. Abu Hurairah). 


Mereka yang sadar statusnya sebagai hamba Allah Swt, tentu memahami dan menerima ayat di bawah ini, bahwa semua rasa takut pasti akan dialami oleh semua manusia. 


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ


Artinya: 

"Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar". (QS Al-Baqarah: 155).


Dari semua penjelasan di atas, kemerdekaan bisa dilihat dari dua sudut pandang. Pertama, merdeka dari ancaman luar (eksternal) seperti rasa takut, lapar, miskin dll., dan kedua, bebas mengatur diri sendiri (internal) dengan sikap menerima (qana'ah). 


Merdeka secara eksternal belum tentu bebas merdeka dari dalam. Contoh, barangkali, anggaplah kita semua ini hidup penuh kemerdekaan menentukan keyakinan dan bahkan bebas bersuara (hurriyah aqwal), tapi, hal itu tidak menjamin bahwa kita mampu mengatur diri sendiri sehingga bisa menorehkan prestasi yang membanggakan dan bermanfaat buat orang lain. 


Kesempatan sudah di depan mata, tapi kitalah yang kadang melalaikannya. Ruang ekspresi untuk meningkatkan derajat ilmu melalui peluang pendidikan sangat terbuka, tapi diri sendiri kadang menutup rapat tanpa mau ambil kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. 


Bung Karno pernah menyatakan, "perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri", dan melawan diri sendiri. Inilah tugas berat manusia menuju merdeka secara lahir dan batin. [badriologi.com]


Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha