Iuran 1 Juta Dapat Kurban Kerbau, Bagaimana Bisa?

Iuran kurban hanya 1 juta dapat satu ekor kerbau. Foto: badriologi.com.

Oleh M Abdullah Badri

HUKUM berkurban adalah sunnah bagi mereka yang mampu. Ini menurut madzhab Imam Syafi'i. Artinya, kita umat Islam disarankan untuk memperhatikan sunnah Rasulullah Saw. terkait ibadah ghairu mahdlah bernama kurban (qurban/udlhiyah).

Bagi yang tidak mampu membeli hewan kurban seperti saya, cara yang saya tempuh adalah dengan iuran, menabung, atau bahkan arisan. Kalau hanya untuk seekor kambing, saya bisa menabung setiap bulan antara 250-300 ribu. Setahun bisa terkumpul antara Rp. 3 sampai Rp. 3,6 juta. Biaya itu bisa untuk membeli seekor kambing kurban.

Terus terang saya belum pernah ikut sebagai mudlahhi (orang yang berkurban). Tapi, sejak di mushalla sebelah, Al-Firdaus, panitia mengadakan arisan kurban, dimana mereka giat melakukan penarikan iuran tiap bulan, insyaAllah tahun ini nama saya ikut serta. Itupun kalau hasil tabungan saya cukup untuk membeli kambing. Bila tidak, ya tahun depan lagi. InsyaAllah.

Iuran bulanan Rp. 300 ribu untuk kambing, bagi saya, kadang memberatkan. Tidak setiap bulan saya berhasil menyisihkan uang sebesar itu untuk kurban. Saya kemudian berpikir tentang cara berkurban yang lebih murah dan bukan hanya kambing yang saya dapat, tapi kerbau atau sapi.

Bagaimana Caranya?
Iuran 1 juta untuk hewan sapi atau kerbau. Ya. 1 juta. Bukan hanya kambing yang didapat, tapi kerbau. Ini cara yang saya tempuh.

Saya sengaja mencari 21 nama orang yang mampu iuran Rp. 1 juta dalam tempo sebulan ini, Juni-Juli 2020. Dan, dapat. Rata-rata adalah tetangga saya. Alhamdulillah. Mereka bersedia membayar iuran 1 juta sebelum hewan dibeli pra penyembelihan hewan kurban di Hari Tasyriq tahun ini, 1441 H/2020 M.

Artinya, uang untuk kurban itu nantinya akan terkumpul Rp. 21 juta. Terang saja, uang itu cukup untuk membeli satu sapi atau satu kerbau. Saya cek, harga sapi Brahma sekitar Rp. 20 juta lebih. Bila dibelikan kerbau jantan berumur, harga bisa kurang dari 20 juta.

Dari 21 nama peserta kurban itu, tujuh nama diantara nya saya undi tahun ini untuk dijadikan sebagai mudlahhi (yang berkurban). Begitu juga dua tahun berikutnya. Artinya, 21 nama itu sudah masuk dalam daftar antrian sebagai calon yang ikut berkurban selama 3 tahun.

Tahun ini 7 nama, tahun berikutnya (kedua) 7 nama lagi, tahun berikutnya (ketiga), 7 nama lagi, sisa antrian terakhir. Jika dijumlah, selama tiga tahun, sebetulnya iuran yang dikeluarkan masing-masing peserta adalah Rp. 3 juta. Sangat ringan. Mirip cicilan kredit motor selama 36 bulan.

Info grafis cara cepat berkurban dengan membentuk kloter. Foto: badriologi.com.

Hukum Arisan Kurban Seperti di Info Grafis
Boleh. Dan menurut Syaikh Qulyubi, pengarang Kitab Fiqih Madzhab Syafi'iyyah berjudul Hasyiyah Al-Qulyubi (vol. 2, hlm: 258), hal itu disebut sebagai akad saling memberi atau membantu. Secara syariat, akad seperti saya praktikkan di atas tidak ada yang dirugikan.

Kurban Untuk Orang Meninggal
Bila Anda ikut dalam formula ini, lalu Anda niatkan sebagai kurban bagi orang yang sudah wafat, maka, sebaiknya tunda dulu. Alasannya:

Niat kurban untuk orang yang sudah meninggal harus disedekahkan semuanya kepada fuqara' tanpa terkecuali. Orang kaya, orang yang Anda jadikan wakil penyembelihan serta mereka yang ikut mengelola dagingnya, tidak boleh ikut memakan daging kurban dalam bentuk niat ini, kecuali Anda dapat wasiat (secara lisan) dari yang wafat itu: bahwa ia (sebelum meninggal), membolehkan membagi daging sedekah kepada selain fuqara'. (Baca: Kitab Hasyiyah Qulyubi, hlm. 255 - Cetakan Pustaka Al-Halabi).

Kami tidak sanggup menjalankan aturan fiqih ini. Karena itulah, kloter kurban ini hanya khusus untuk Anda yang niat kurban tathawwu' (sunnah). Bukan kurban nadzar atau kurban atas nama orang yang sudah meninggal.

Demikian saya tulis sebagai pendahuluan bagi Anda yang berminat. Uraian hukum fiqih kurban lainnya, misalnya: