 |
| Cover Buku An-Niqab Adat. Foto: badriologi.com. |
Oleh M Abdullah Badri
TERJEMAH dari judul sampul buku di atas adalah "Cadar ialah kultur. Bukan ibadah". Bila Anda ingin mendownloadnya, silakan klik link: Download PDF Niqab Adat Laisa Ibadah.
Buku terbitan kementerian wakaf Mesir setebal 59 halaman ini cukup jelas me-nggenah-kan pilihan mengapa niqab disebut sebagai produk budaya dan bukan produk ibadah.
Bila ingin membacanya, bisa datang ke rumah. Siap diajak ngasahi seharian asal bawa cetaknya. Saya hanya punya versi PDF.
Buku berbahasa Arab asli ini lebih adri cukup untuk dijadikan landasan mengapa cingkrang dan cadar diambil simbolnya oleh kelompok sebelah.
- Apa Nabi memakai celana cingkrang dan warnanya hitam hingga wafat? Sejak kapan?
- Bagaimana dengan jubah beliau setiap saat?
- Mengapa anggota "mereka" diminta tidak memakai sarung saat pendidikan di asrama, dan supaya anggotanya pakai celana cingkrang saja? Apa maksudnya?
- Apakah istri Nabi selamanya memakai cadar?
- Apakah sahabat-sahabat perempuan Nabi selalu bercadar?
- Mengapa cadar dijadikan simbol oleh mereka? Bahkan saat melakukan aksi-aksinya? Apa keramat-nya? Jaminan masuk surga-kah?
Kalau semua itu bisa Anda jawab, kita akan tahu, celana cingkrang dan cadaran adalah perang simbol. Dan itu politik identitas. Di sana ada perebutan tanda. Wajar judul videonya menjadi: "Merah Putih vs Radikalisme", seperti bisa Anda tonton di bawah ini.
Panjang videonya ada tujuh menit. Mengapa yang dilihat tidak di adegan adab santri ke kiai-nya, ke orangtua yang berjuang di masanya? Atau, cintanya mereka ke negerinya? Mengapa?
Ya karena video telah menemukan objek-nya, musuh yang diperangi simbolnya. Mereka gugup. Mereka reaktif. Dan kelihatan sudah. Narasi videonya berhasil. [badriologi.com]
