 |
| Harga buku 65.000 bukan 80.000 |
Oleh M. Abdullah Badri
SAYA menulis buku "Sejarah Wafat dan Tertundanya Pemakaman Rasulullah Saw" ini pada tahun 2023. Tepatnya setelah saya diminta oleh Kapolres Jepara kala itu, AKBP Warsono, untuk menghadapi 5 narapidana Khilafatul Muslimin (KM). Saya meneruskan menulis pada November 2025. Dan jadi.
Selama tiga bulan (pada November 2022-Januari 2023), setiap Senin, Rabu dan Jumat, saya harus datang ke Mapolres untuk berdebat dengan kelima orang itu terkait masalah khilafah, jizyah, jihad, thoghut, nasbul imamah, qital, ghozwatur rasul, wathoniyah dan tema-tema menantang lainnya. Pagi sampai siang.
Tujuan Kapolres Warsono kala itu hanya satu: mengembalikan ideologi khilafah mereka ke pangkuan NKRI. Selama 12 kali pertemuan, di depan mereka, saya seperti radio rusak. Mereka mlengos, tak mau mendengarkan, dan tidak melepas masker.
Seolah, tema-tema yang saya bicarakan tidak penting dalam kehidupan mereka dan idelogi khilafah mereka. Saya tidak terlalu mendalam mengenal idelogi KM sebagaimana saya mengenal FPI, HTI, Syiah ataupun Wahabi. Publikasi mereka minim dan memang sedikit (minoritas).
Setelah saya mendapatkan barang bukti berupa majalah dan buku dari bagian Tahti (Tahanan dan Barang Bukti) Polres Jepara -yang kala itu dikepalai oleh Pak Bujana- saya baru membaca ideologi khas mereka. Selama ini, tema yang saya sampaikan salah sasaran. Bagaimana tidak, tema PKD (Pelatihan Kepemimpinan Dasar) di Ansor saya bawa kepada mereka. Ya korslet. Haha.
Setelah membaca puluhan majalah mereka, esoknya, sekitar awal Januari 2023, saya bantah tentang sejarah wafatnya Rasulullah Saw. Dalam majalah Al-Khilafah disebutkan bahwa khilafah wajib diperjuangkan tanpa alasan apapun karena masalah ini membuat pemakaman Rasulullah Saw tertunda. Padahal, Beliau Saw adalah orang termulia dunia akhirat. Artinya, apapun alasannya, khilafah wajib tegak. Begitu pendapat mereka, pengusung Khilafatul Muslimin.
"Jenengan membantah kami apa ada buktinya, Mas?"
"Ada, di kitab-kitab hadits," jawab saya ke mantan pimpinan KM Jepara.
"Bila memang ada buktinya di kitab, bawa kitabnya besok. Saya ingin tahu. Dan jika benar, saya kembali ke NKRI, karena sejarah itulah yang menjadi jantung ideologi kami sehingga memperjuangkan khilafah di Indonesia," jawabnya.
Jawaban itu benar-benar tidak saya kira. Siisi ruangan, termasuk polisi bersenjata lengkap memeluk saya sambil mengucapkan terimakasih dan selamat. Esok paginya lagi, saya membawa satu tas berisi kitab hadits yang saya maksud. Kebetulan koleksi kitab saya bisa buat beli mobil lah. Ribuan. Manfaat juga akhirnya. Haha.
"Yang mengembalikan mereka ke NKRI adalah Rasulullah Saw," ungkap saya ke para polisi dan seluruh orang yang menjadi saksi, suatu kali.
Mulai saat itulah, saya berhenti menceramahi mereka soal nasionalisme, bhinneka tunggal ika, ukhuwah islamiyah, dan tema ndakik-ndakik lainnya. Mereka minta supaya saya ngaji tazkiyatun nufus sebelum mereka dipindah ke tahanan kejaksaan pada Maret 2023.
Saya akhirnya membacakan mereka Kitab Syarah Hikam Athoiyah karya Syaikh Ramadhan Al-Buthi, yang sangat masuk keterangannya buat akal mereka -yang suka membantah dan meragukan semua hal yang tidak mereka lihat sendiri.
Begitu saya mengurangi jam bertemu, yang awalnya sepekan tiga kali menjadi sekali saja, mereka tidak terima. Mereka mengatakan, ngaji saya enak dan masuk buat mereka. Tapi saya ogah. Ora dikontrak soale, dan tiap habis pertemuan, ada yang memfoto dan meminta tema yang saya sampaikan (kanggo opo nek gak SPJ). Ormas dan lembaga lain saja ogah-ogahan kalau gretongan kok. Haha.
Untuk itulah, saya menulis buku ini. Buku ini membantah bahwa faktor tertundanya pemakaman Rasulullah Saw bukan karena para sahabat Nabi Saw rebutan posisi sebagai khalafah. Sama sekali bukan. Jika ingin tahu alasannya apa, bacalah buku saya! InsyaAllah enak dibaca!
Pemesanan langsung penulis: https://wa.me/628562806235. Harga: Rp. 65.000 (+ongkir). [badriologi.com]
