Makam Syaichona Cholil Bangkalan. Foto: dokumen pribadi penulis. |
Oleh M Abdullah Badri
SAYA kira pernah ziarah ke makam Syaichona Cholil Bangkalan waktu kecil. Ternyata belum. Wajar bila kemudian ada tugas ziarah ke sana sejak sebulan lalu, dan baru terlaksana pada Selasa - Jumat (10-13 Desember 2019) lalu.
Dari Jepara, semua persiapan sudah ready pada Senin sore (09/12/2019), kecuali bekal di sana. Yang penting sampai. Menunggu bus trayek Jepara- Surabaya memakan waktu hampir satu jam. Pukul 17:26 WIB akhirnya naik Bus Jaya Utama karena Bus Indonesia tidak kunjung nongol. Biaya ongkos karcisnya Rp. 105.000,- (termasuk makan gratis di Tuban).
Sampai di Terminal Bungurasih Surabaya pukul 00:55 WIB. Karena kebetulan puasa, terpaksa saya berbuka di tengah jalan, dari bekal nasi bungkus yang disiapkan istri. Jepara ke Surabaya pakai bus memakan waktu sekitar tujuh jam.
Untuk mencari bus jurusan ke Madura, saya diarahkan oleh petugas Dishub Bungurasih agar ke terminal 10, bukan ke terminal 13 seperti ajakan kernet di terminal malam itu. Menunggu beberapa saat, ada Bus Damri jurusan Madura. Berangkat pukul 02:03 WIB. Sekitar 20an menit jalan, sampailah saya ke Tangkel, sebuah pertigaan menuju Bangkalan. Biaya karcis Damri Rp. 20.000,-.
Di Tangkel, jam menunjuk waktu 02:49 WIB (dini hari). Ada dua line angkot bersama sopir yang menunggu sewa penumpang malamnya di sana. Saya langsung ditawari naik line. Untuk sampai langsung sampai ke kompleks Makam Syaichona Cholil, sendirian -tanpa menunggu penumpang lain-, ia memberi tarif Rp. 80.000,- ke saya.
Masjid Kubah kompleks Makam Syaichona Cholil Bangkalan. Foto: dokumen pribadi saat ngopi. |
Awalnya sih tidak mau. Kata kernet Damri di Bungurasih, biaya dari Tangkel ke Bangkalan sekitar 25 ribu (pakai ojek) atau 50 ribu (pakai line). Saya nunggu sambil menyantap sahur, dari sisa nasi bungkus yang disiapkan istri sejak petang sore sebelumnya. Sopir siap nunggu sekitar 7 menitan.
Kata sopir line, jarak dari Tangkel ke kompleks Makam Syaichona Cholil sekitar satu jam. "Masak sih," batin saya, sambil melihat Google Maps.
Terpaksa, karena tidak ada kendaraan lain (bus, ojek motor atau angkot mini di jam segitu), terpaksa saya ikut line dia, dengan tarif 80 ribu tadi. Tepat pukul 03:05 WIB, sopir berangkat. Ternyata, pada pukul 03:22 WIB, sudah sampai di depan masjid Kubah Syaichona Cholil. Cuma 17 menit kan? Bayangkan tarifnya. Hahahaha.
Untuk sampai ke Makam Syaichona Cholil di Bangkalan, saya butuh duit Rp. 200.000,- pas. Waktu berangkatnya yang barangkali membuat biaya ongkosnya jadi gemuk. Tapi alhamdulillah, saya langsung mendapatkan penginapan. Tentang situasi penginapan di Syaichoina Cholil, silakan baca: Mencari Penginapan Peziarah Makam Syaichona Cholil Bangkalan. [badriologi.com]