Ziarah 10 Menit ke Makam Habib Hamzah bin Umar Al-Marzaq Tarakan -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Ziarah 10 Menit ke Makam Habib Hamzah bin Umar Al-Marzaq Tarakan

M Abdullah Badri
Kamis, 05 September 2019
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
ziarah ke makam habib hamzah bin umar tarakan
Saat ziarah ke Makam Habib Hamzah bin Umar, Kampung Enam, Kota Tarakan, Kaltara pada Ahad pagi (1 September 2019). Foto: dokumen pribadi, diambil posisinya oleh abang Grab yang antar ke makam.

Oleh M Abdullah Badri

SAAT pertama menginjakkan kaki bersama rombongan Jakarta di Kota Tarakan, Kalimantan Utara pada Jumat siang (30 Agustus 2019), saya sudah punya keinginan ziarah ke Makam Habib Hamzah bin Umar Al-Marzaq. Sayang, karena perjalanan harus langsung menyeberang ke Kabupaten Nunukan siang itu juga, niat ziarah ke makam waliyullah Tarakan tersebut gagal.

Begitu jalan pulang ditempuh pada Ahad pagi (1 September 2019), dari Pelabuhan Liem Hie Djung, Nunukan, ke dermaga di Kota Tarakan, rombongan berhenti sejenak di Warung Kopi "Indra" Jl. Yos Sudarso Tarakan untuk menunggu jam terbang pesawat Tarakan-Jakarta, saya "curi" kesempatan ngopi di kedai yang dikenal sebagai "Kedai Aseng" tersebut untuk ziarah.

Saya minta ke sopir rombongan untuk antarkan ziarah ternyata ditolak halus dengan alasan agar saya tidak telat mengejar jam take off pesawat yang harga bandrol tiketnya senilai Rp. 12 jutaan untuk 7 orang itu.

Kopi "cinta" saya pesan lagi untuk kedua kalinya (Pada Jum'at itu, saya kebetulan sudah ke kedai tersebut). Di samping kanan saya ada abang Grab yang sepertinya rehat ngojek. Saya minta antar pakai Grab Now di aplikasi ternyata ia menolak halus. Sedang menunggu teman katanya.

wisata kuliner tempat kopi paling enak di kota tarakan kaltara
Sesaat ngopi di warung kopi "Indra" Kota Tarakan. Jumat siang (30 Agustus 2019).

Abang Grab motor lainnya berbaik hati mau memesankan saya ke arah Makam Habib Hamzah bin Umar Al-Marzaq yang ternyata jarak tempuhnya hanya 10 menit, sekitar 4 km dari posisi saya saat itu. Dia menyebut, makam tersebut dikenal dia sebagai makam keramat.

Setelah saya ijin ke ketua rombongan, abang Grab datang. Tarif normal menuju lokasi makam hanya Rp. 14.000. Tapi karena dia mau menunggu saya ziarah barang tahlilan sebentar sekitar 10 menitan di makam, ia mau saya beri kelebihan jasa Rp. 50.000. Biaya itu sudah sekalian jasa foto saya sedang berziarah ke makam "keramat" di Tarakan sekaligus ongkos pulang ke lokasi awal dijemput.

Abang Grab saya minta ngebut. Tidak sampai 10 menit sudah sampai ke Makam Habib Hamzah bin Umar Al-Marzaq, Kamp. Enam, Kota Tarakan.

"Saya kok baru tahu ada makam habib di sini ya bang. Padahal saya juga orang Tarakan," kata abang Grab.

Lepas kaos kaki dan sepatu, saya ambil wudlu' bersiap tahlilan di makam. Ternyata, kran air yang ada di bawah sebuah langgar kecil warna hijau itu, tidak keluar, mampet. Abang Grab inisiatif sendiri memanggil penghuni rumah sederhana yang ada di samping shahib makam.

"Permisi, bisa numpang air wudlu', bang," kata abang Grab.

"Saya ijin mau numpang air wudlu' untuk ziarah," kata saya, ijin langsung.

"Oh, iya, dinyalakan saja saklarnya, bang. Dari mana?" Kata bapak penghuni rumah, bertato tapi berjenggot tebal seperti wajah habaib. (Saya ketahui ternyata bernama Sayyid Salim Al-Marzaq).

"Saya dari Jepara, Jawa Tengah," jawab saya, dan lekas ambil wudlu' takut kelamaan telat ikut rombongan balik Jakarta.

Tawassul tahlilan dan kalimat thayyibah saya ucapkan. Abang Grab ikut tahlilan sebentar dan lalu lekas ambil kamera saya untuk foto. Tidak ada 10 menit tahlilan rampung.

Baca: Tahlilan dan Hakikat Makna La Ilaha IllaAllah

Mau pamitan ke penghuni rumah ternyata sudah tidak ada. Langsung saja saya balik kanan pulang. Berhenti untuk ambil foto di pintu gerbang makam Habib Hamzah bin Umar Al-Marzaq. Dari sisi ini, tampak sebuah bangunan rumah besar dari kayu yang saya lihat khas arsitektur Suku Dayak.

Habis foto, lanjut ke tempat awal saya dipesankan Grab, Warung Kopi Indra. Begitu sampai di sana, rombongan ternyata sudah pada masuk ke travel dan bus Pemda Tarakan untuk berangkat ke Bandara Juwata Tarakan, mengejar jam take off pukul 12.15 WITA.

Jarak dari Kedai Kopi Aseng ke bandara hanya ditempuh 15 menitan dengan mobil. Alhamdulillah tidak telat rombongan dan ziarah sukses dilaksanakan. Saat perjalanan ke bandara itulah, saya dapat WA dari istri yang menulis begini:

"Mas, aku tadi fajar bermimpi, seolah diperintah paman untuk mendatangi acara resepsi. Tiba-tiba kok bertemu dengan seorang habib yang di tasnya berisi rajah. Salah satu kertas dari isi tasnya jatuh. Aku masukkan ke tasku. Kertasnya ada tulisan من صفة الكبرى (artinya: termasuk sifat agung). Habibnya kamu ajak bicara, katamu (dalam mimpi), dia kasihan".

"Kasihan kenapa?" Tanya saya via japri WhatsApp sekira pukul 10.09.

"Tidak tahu, jenengan hanya ngomong kasihan," jawab istri pukul 11.22.

"Aku habis ziarah ke makam Habib Hamzah Al-Marzaq Tarakan, Kaltara. Pagi tadi jam 10an. Cuma sebentar. Masak habibnya kasihan, sih," balas saya pukul 12.45 sambil kirim bukti gambar di makam. Ini fotonya:

makam waliyullah di kota tarakan kalimantan utara
Pintu gerbang masuk ke makam keramat Habib Hamzah bin Umar Kota Tarakan, Kaltara. Di belakang adalah bangunan makam dan langgar kecil. Sedangkan yang berpagar di sebelah kanan itu adalah bangunan rumah kayu besar berarsitektur khas Suku Dayak Kalimantan.

Saya mengirim balasan tersebut saat transit di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan International Airport, Balikpapan, dengan mengirim bukti foto selfie di bandara ini:

wisata di bandara kalimantan utara dan kalimantan timur
Foto selfie di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan. Foto diambil oleh Mas Dayat, editor Tribunews.com, Ahad siang (1 September 2019).

"Nggak paham maksud kasihan aku mas. Jenengan samperin, kamu ajak ngomong beliau (di mimpi) terlihat senang banget," jawab istri soal habib di resepsinan tadi, dari mimpinya.

"Mungkin yang dimaksud kasihan artinya beliau tidak diziarahi banyak orang ke makamnya," balas saya, pukul 12.47. Saya kemudian teringat abang Grab yang antar ke makam itu.

Ternyata, makna kasihan tersebut terkait kisah sedih Habib Hamzah Al-Marzaq, yang kemudian saya ulas dalam artikel berjudul: Keramat Syarif Hamzah bin Umar Al-Marzaq, Pejuang Islam Kota Tarakan yang Berakhir Pancung.

Al-Fatihah untuk Habib Hamzah bin Umar Al-Marzaq. [badriologi.com]

Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha