Tahlilan dan Hakikat Makna La Ilaha IllaAllah -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Tahlilan dan Hakikat Makna La Ilaha IllaAllah

M Abdullah Badri
Jumat, 21 Juni 2019
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
Majelis Morongpuluhan GP. Ansor Ngabul, Kamis malam (20 Juni 2019) dengan tema "Makna Tahlil dan Dalilnya".

Oleh M Abdullah Badri

SEMUA umat Islam pasti harus mengenal La Ilaha Illa Alah, yang diartikan, tiada Tuhan selain Allah. Makna itu benar, tapi secara tauhid, belum mendalam karena menyiratkan seolah ada Tuhan selain Allah yang disembah. Padahal, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak memiliki padanan.

Haikat makna kalimat tauhid tersebut lebih substantif daripada sebatas pengakuan ketuhanan. Selengkapnya, jika La Ilaha Illa Allah dimaknai, hakikat makna sebenarnya adalah: Tiada dzat maujud yang berhak disembah kecuali Allah. لا موجود ولا معبود بحق إلا الله

Semua umat Islam sepakat bahwa Allah adalah dzat Yang Maha Menciptakan Segalanya (خالق كل شيئ). Selain Allah (ما سوى الله) adalah ciptaan, alias makluk. Dan sifat makhluk, selalu mumkin 'adam (عدم/tidak ada) dan mumkin maujud (موجود/ada). Artinya, eksistensi makluk bersifat fana', bisa rusak, dan itu artinya, sifat 'adam dan maujud manusia tidaklah hakiki.

Baca: [Karomah] Mbah Mangli yang Mengetahui Kapan Seorang Kuli Jadi Kiai

Anda misalnya, sekarang dalam posisi sebagai makluk yang maujud, ada. Tapi, setelah mati, jejak Anda bisa hilang, eksistensi Anda sebagai manusia tidak lagi dihitung. Calon anak Anda misalnya, sekarang posisinya tidak ada, alias 'adam. Tapi sangat mungkin 10 atau 20 tahun kemudian, calon anak Anda akan lahir, dan itu artinya sangat mungkin menjadi makluk yang maujud besok.

Eksistensi Anda sekarang dan calon anak Anda besok-besok itu dalam bahasa tauhid disebut sebagai yang ممكن الموجود (mungkin maujud). Hanya Allah yang tidak kedahuluan sifat 'adam, sementara maujudnya tidak akan pernah berakhir 'adam juga. Artinya, hanya Allah sajalah yang memiliki sifat, yang dalam bahasa tauhid disebut: واجب الوجود

Dzat yang wajib wujud itulah yang berhak menjadi sembahan manusia dimanapun. Itulah makna La ma'ujuda bihaqqin illaAllah. Tidak ada wujud yang hakiki, kecuali Allah. Dan karena tidak ada dzat maujud yang hakiki selain Allah, maka selain Allah tidak berhak menjadi sesembahan. Itulah makna لا معبود بحق إلا الله

Dalam tahlilan, kalimat tauhid La Ilaha IllaAllah selalu diucapkan bersama-sama secara berjamaah, dengan dalil bahwa kalimat itu adalah kalimah thayyibah yang dalam hadits Nabi Muhammad Saw diperintahkan sebagai cara memperbaharui iman, kunci surga dan siapapun yang memiliki keimanan tauhid atas kalimat itu, haram masuk neraka.

Bacalah hadits-hadits tentang pentingnya kalimat tauhid di bawah ini, lengkap berserta link penjelasan yang bisa Anda baca.

"جددوا إيمانكم " . قيل : يا رسول الله ، وكيف نجدد إيماننا ؟ قال : " أكثروا من قول لا إله إلا الله"  

Artinya:
"Perbaharuilah iman kalian. Diucapkan: Ya Rasulllah, bagaimana kami memperharui iman kita? Rasulullah berkata: perbanyaklah dari membaca La Ilaha IllaAllah". (Link)

مفتاح الجنة شهادة أن لا إله إلا الله

Artinya:
"Kunci surga adalah bersaksi bahwa Tiada Tuhan (maujud) yang berhak disembah, kecuali Allah". (Link)

من قال: لا إله إلا الله دخل الجنة

Artinya:
"Siapa saja yang mengucap La Ilaha IllaAllah dia masuk surga". (Link)

Hakikat makna kalimat tauhid yang selalu dilafalkan dalam tahlilan itu, bila diyakini dengan kesungguhan hati, seperti dijelaskan di paragraf awal artikel ini, tentu saja hal itu akan menguatkan iman dan terus meneguhkan bahwa surga memang hak bagi mereka yang memiliki kuncinya, La Ilaha IllaAllah.

Baca: Menjawab Islam Nusantara dan Tahlilan yang Dituduh Warisan Hindu

Makin kita mengenal secara jernih tentang makna kalimat tauhid itu, makin kita kuat memegang kunci surga, yang memang alamat kita sebagai manusia anak Bani Adam. Bukankah Nabi Adam as. dulunya beralamat di surga? Dan dengan demikian, jalan kembali kepada alamat kita sebagai manusia kelak adalah surga, bukan neraka kan.

Ada jalan meneguhkan kunci surga berupa tahlilan kok dibid'ahkan, dia keturunan Nabi Adam as. atau Iblis, yang dipastikan Al-Qur'an menjadi penghuni abadi neraka? [badriologi.com]

Keterangan:
Uraian di atas adalah sebagian transkip rekaman keterangan penulis saat Ngaji Morongpuluhan GP. Ansor Ranting Desa Ngabul bertema "Makna Tahlil dan Dalilnya", yang terselenggara di Rumah Sahabat Muhammad Junaidi, Dukuh Jokosari, Rt. 04/04, Ngabul, Tahunan, Jepara, Kamis malam Jumat (20 Juni 2019). Dihadiri 34 anggota Ansor-Banser Ngabul dan 4 orang anggota PAC IPNU Kecamatan Mayong, Jepara. 
Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha