|  | 
| Syair bila saudaramu mendiamkanmu. | 
Oleh M. Abdullah Badri
KATA Rasulullah Saw, mukmin yang baik adalah yang menyambung silaturrahim kepada orang yang memutusnya. Tapi, bila yang memutus itu tidak mau disambung karena egoisme dan takabbur, maka, jangan kau marah, merana atau mengemis belas. Sibukkan saja dirimu sendiri dengan apapun yang bermanfaat.
Dalam bahar Rojaz, saya katakan:
إِنْ صَمَتَ الْأَخُ اِلَيْكُمْ قَاطِعَا :: صِلَتَكُمْ فَاشْغِلْ لِنَفْسِكُمْ دَعَا
"Jika saudaramu diam terhadapmu, memutus silaturrahim padamu, maka sibukkanlah dirimu (dengan hal baik), sambil tetap berdoa dan berharap (kebaikan baginya)".
SYARAH NADHOM
Jangan balas keburukan saudaramu yang mendiamkan kamu karena hasud, iri, dengki atau marah padamu. Jika kamu membalasnya, kamu sama dengan mereka. Allah Swt berfirman:
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Terjemah:
"Tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan perilaku yang lebih baik" (QS. Fushshilat: 34).
Kamu boleh diam seperti mereka, tapi diam dari membicarakan saudaramu kepada orang lain tanpa keperluan yang dibenarkan. Anggap saja tidak apa-apa. Seperti kentut. Itu adalah bagian dari sikap sabar terhadap perilaku saudaramu yang mendiamkanmu, menjahatimu, tidak peduli padamu.
وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ
Terjemah:
"Bersabarlah terhadap apa yang menimpamu". (QS. Lukman: 17).
Termasuk dalam ayat tersebut ialah bersabar terhadap luka yang diperbuat akibat saudaramu. Gangguan dari kerabat memang berat di hati, lebih berat dari gangguan musuh.
Imam Al-Ghazali mengatakan begini:
من صبر على أذى أخيه واحتسب، رفعه الله في درجات الصالحين
Terjemah:
"Barangsiapa sabar menanggung kejahatan saudaranya dan mengharap pahala dari Allah, maka Allah akan mengangkatnya ke antara orang-orang shalih".
Ibnu Rajab Al-Hambali juga menyatakan hal yang senada:
الصبر على الأذى من ذوي الرحم عبادة ترفع بها الدرجات، وتمحو بها الزلات
Terjemah:
"Kesabaran dalam menghadapi petaka dari kerabat merupakan ibadah yang dapat mengangkat derajat dan menghapus dosa".
Karena itulah, bila saudaramu mengacuhkanmu, mendiamkanmu, tidak memulai salam untukmu, dan ketika kau memulai salam untuknya justru tambah merunyamkan suasana, maka, kau lebih baik menghindar. Lalu, sibukkan dirimu daripada mengeluh atau balik melakukan yang sama jahatnya.
Bila kamu suka mancing, mancinglah. Bila kamu suka jualan, tambahlah semangat jualan. Bila kamu seneng main ke rumah teman, tambahkan intensitas mainmu. Bila kamu suka ziarah ke kuburan wali, ziarah lah.
Bila mereka punya agenda besar seperti rapat bersama, pesta, selamatan atau lainnya, tidak perlu hadir. Jika hadir, kamu justru akan dicibir, disingkir, dan dimuka masam mereka.
Itulah maksud saya dalam kalimat syair "فَاشْغِلْ لِنَفْسِكُمْ". Bila kamu meradang, marah, atau susah, itu merugikan dirimu sendiri. Dan yakinlah, setelah kau melewatinya, kau diangkat derajat menjadi orang shalih. Berharap sajalah (دعا) bahwa semuanya akan kembali kepadamu dengan kebaikan-kebaikan yang bertumpuk. [badriologi.com]
Keterangan:
Nadhom di atas adalah bagian dari kumpulan Nadhom Sururun Nasho'ih, yang suatu kali akan saya kumpulan jadi kitab nadhom bersyarah bahasa Indonesia.
 





