![]() |
| Tiga syair hijrah ke tanah jauh dari kehinaan. |
Oleh M. Abdullah Badri
BAGI saudara (kandung) yang sempit mata batin, dia tidak akan mengampuni kesalahan kakak atau adiknya meskipun sudah meminta maaf. Demi menyelamatkan hati, selain sabar, sebaiknya memilih menjauh darinya. Sehingga, amarah dan bau busuk kotoran (tahi) mereka tidak akan tercium.
Hijrah lah sejauh mungkin karena Allah Swt. Di tanah hijrah itulah, ketenangan dan kemenangan akan terengkuh seiring waktu. Dalam bahar Rojaz, saya katakan:
وَإِنْ أَخُـوْكَ غَـيْرَ عَافٍ خَطَأَكْ :: فَهْوَ صَغِيْرُ الْقَلْبِ يَعْمَى نِيَّتَكْ
"Jika saudaramu tidak memaafkan kesalahanmu, maka ia berhati sempit dan buta terhadap niat baikmu".
إِذَا سَــكَـنْتَ الْبُـــعْدَ عَنْ قَرْبَاكَ :: فَلَا تَــشُمُّ غَــيْطَهُ يُــؤْذِيْــكَ
"Jika engkau memilih menjauh dari kerabatmu, maka jangan hirup amarahnya/kotorannya, yang menyakitkanmu".
وَتَـــرْفَعُ الْـهِجْرَةُ لِلْـــمُهَانِ :: فِيْ تُـــرْبِـهَا الْعَيْشُ عَـلَى التَّحْسِيْنِ
"Hijrah (menjauh) meninggikan derajat orang yang dihina. Di tanah hijrah, kehidupan menjadi lebih baik".
SYARAH SYAIR
Meskipun mengampuni kesalahan adalah tabiat karim (mulia) dan sekaligus mendapatkan maghfiroh dari-Nya (QS. An-Nur: 22), namun, bagi orang yang sudah kadung gething (egois atau jengkel akut), hal itu tidak akan terjadi di hati.
Mengampuni bukan akhlak sosial, tapi sudah masuk dalam maqom ruhani para penempuh jalan kepada-Nya (salikin). Memaafkan adalah nur (cahaya) dari Allah Swt. Jadi, yang mampu menangkapnya adalah qolbu, bukan pikiran. Karena itulah, memaafkan termasuk perkara sulit walaupun tak ada yang hilang darinya suatu apapun. Imam Junaid Al-Baghdadi mengatakan:
من ضاق صدرُه عن الخلق ضاق قلبُه عن الحق
Terjemah:
"Barangsiapa hatinya terlalu sempit untuk menerima (maaf) manusia, maka hatinya terlalu sempit untuk menerima kebenaran".
Barangkali mulutnya mengucap "iya, aku memaafkan", tapi hatinya tidak. Mengapa? Karena kedengkian bisa membutakan mata hati. Sehingga pintu maaf telah ditutup olehnya. Dia tidak melihat niat karena sudah terhijab kedengkian tak terperi.
Kata Ibnul Qoyyim, hanya orang-orang hebat lah yang mampu memaafkan. Sedangkan dendam dan amarah adalah tabiat orang-orang cengeng, kekanakan, kecil hati, dan pasti orang bawahan, orang kecil. Tidak memaafkan artinya tidak mampu menjadi hebat.
Tak ada kemuliaan yang hilang sebab memaafkan. Bahkan, memaafkan adalah kunci kemuliaan itu sendiri, di hadapan Allah Swt maupun makhluk-Nya. Rasulullah Saw bersabda:
ما زاد الله عبدًا بعفوٍ إلا عزًّا
Terjemah:
"Allah tidak menambahkan kepada hamba dengan sikap mengampuninya, kecuali kemuliaan". (HR. Muslim).
Bila saudara kandungmu tidak mengampuni salahmu, jangan kau lawan. Biarkan saja. Pilihlah tempat tinggal yang jauh darinya, bila hal itu lebih maslahat daripada harus berhadapan setiap hari selalu cekcok dan tidak cocok. Jauh dari keluarga yang selalu menilaimu jelek adalah jalan terbaik obat hati (دواء النفس). Kata para ahli hikmah:
السكوت عن الجاهل جواب
Terjemah:
"Diam dalam menghadapi orang bodoh adalah jawaban terbaik".
Diam kepada orang yang tidak memahami ucapan dan posisimu adalah bagian dari kebijaksanaan. Sebab, ucapan yang terlontar kepada orang yang tidak tepat akan tersiakan dan terlantarkan. Apalagi kepada orang yang sudah tidak menyukaimu, pasti dianggap jelek, dobol mukiyo, tai kucing, dan sejenis hinaan kata lainnya.
Kata Al-Qur'an, hamba Allah Swt yang beriman itu rendah hati. Bila mereka disapa oleh orang-orang bodoh dengan kata-kata yang menghina, mereka berucap selamat tinggal.
وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Terjemah:
"Dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, "Selamat tinggal". (QS. Al-Furqon: 63).
Kata orang-orang makrifat:
القلب كالمرآة، إن دنوتَ من الغاضب التصق الغبار بصفائها
Terjemah:
"Hati itu ibarat cermin. Jika kamu dekat dengan orang yang sedang marah, debu akan menempel pada kejernihannya".
Dengan jauh dari sedulur yang kurangjar, ngenengke dan julit, kau tidak akan mencium bau busuk kotoran dan amarah mereka yang mengotori kejernihanmu. Dengan uzlah (menjauh), kau akan mendapatkan rehat ruh dan hiburan hati. Pertahankan diri dari posisi terhina dan teruslah diam. Justru ketika kau bicara, kau akan direspon dengan hinaan. Wis kadung serik kok!
Di mata mereka, posisimu selalu hina. Jangan kau tambah hinakan dengan meladeni ego mereka. Kata Ibnu Atha'illah As-Sakandari:
من لم يعرف قدر نفسه فهو من الهالكين
Terjemah:
"Siapa yang tidak tahu harga dirinya, dia termasuk orang-orang hancur".
Mengambil sikap diam, lalu menyingkir adalah bagian dari cara tahu diri dimana posisi sedang berada. Meninggalkan jagongan dengan orang yang tidak menyukaimu, menghinamu, adalah cara terbaik menjaga karomah (kemulian) dirimu, yang memang sudah dimuliakan Allah Swt.
Lihatlah, apa yang dilakukan Rasulullah Saw ketika Beliau Saw dihina keluarganya sendiri dari kalangan Quraish? Hijrah. Dengan hijrah, Beliau Saw memeroleh kehormatan, kemakmuran dan kemenangan. Allah Swt berfirman:
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
Terjemah:
"Orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka didhalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia". (QS. An-Nahl: 41).
Tempat terbaik yang dijanjikan Allah Swt untuk mereka yang mau hijrah karena Allah Swt bukan di akhirat saja, tapi di dunia. Buktinya adalah Rasulullah Saw. Di sini, hijrah bukan lari dari tanggungjawab dan tidak mau menghadapi masalah, namun pindah dari tempat yang menyakitkan ke lokasi yang lebih mendamaikan. Inilah yang disebut Imam Hasan Bashri sebagai tazkiyatun nafs (membersihkan hati).
Imam Dzun Nun Al-Mishri mengatakan:
من علامة صحة القلب أن يفرّ من الأذى فراره من النار
Terjemah:
"Tanda hati yang sehat adalah lari dari bahaya, sebagaimana ia lari dari api".
Maka, menjauh dari amarah dan lingkungan hasad yang penuh fitnah adalah ibadah dalam bentuk diam. Sebab, mencium busuk amarah bisa mengotori ruh, menyempitkan hati serta menimbulkan kegelapan batin.
Menyelamatkan hati dengan cara hijrah dari orang-orang yang dengki, termasuk saudara kandung adalah awal dari derajat wilayah (kewalian). Kata Sahl At-Tustari:
من عرف الله استراح من الناس
Terjemah:
"Barangsiapa mengenal Allah, dia akan istirahat dari urusan manusia".
Tinggalkan bergantung dengan manusia. Jangan harapkan keluarga yang telah menyakitimu, doakan saja, diam, lalu, bergantunglah hanya kepada Allah Swt. Barangkali, ego mereka adalah awal kebebasan adanya ta'alluq kepada selain Allah Swt.
Kesimpulan dari tiga bait di atas ialah:
من ضاق صدره عن العفو فهو صغير، ومن سكن البعد عن الأذى فهو حكيم، ومن هاجر عن موضع الإهانة فقد رُفع قدره عند الله
Terjemah:
"Orang yang sempit memaafkan adalah orang kecil (hati). Orang yang menghindari aniaya adalah sang bijak, dan orang yang hijrah dari tempat kehinaan akan ditinggikan derajatnya di hadapan Allah". [badriologi.com]
Keterangan:
Ketiga nadhom di atas adalah bagian dari kumpulan Nadhom Sururun Nasho'ih, yang suatu kali akan saya kumpulan jadi kitab nadhom bersyarah bahasa Indonesia.





