Yang Membunuh Karaktermu Bisa Jadi Saudaramu Sendiri -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Yang Membunuh Karaktermu Bisa Jadi Saudaramu Sendiri

M Abdullah Badri
Senin, 10 November 2025
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
syair tentang saudara yang membunuh karakter saudaranya sendiri
Syair tentang pembunuhan karakter oleh saudara sendiri.


Oleh M. Abdullah Badri


MUSUH terberat itu bukannya orang asing, tapi berasal dari lingkungan terdekat, yakni saudara sendiri, kerabat sendiri, bahkan istri. Hal ini sudah termaktub dalam Al-Qur'an: 


إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ


Terjemah:

"Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka, berhati-hatilah kamu terhadap mereka". (QS. At-Taghabun: 14). 


Justru kadangkali dan seringkali yang menjadi karib adalah orang jauh. Yang dekat menjauh, yang jauh mendekat. Begitulah imtihan (ujian) hidup. Yang menjadi penghasud dan penghianat kadangkala adalah saudara kandung kita sendiri. Merekalah yang paling tega menjatuhkan martabat kita jika sudah diliputi kebencian. 


Dalam bahar Rojaz, saya katakan:


قَـــدْ تُـــسْقِطُ الْإِخْوَةُ لَا الْغَرْبَاءُ :: لِــعَـــيْــلِــنَا فَـفَسَدَ الْأَخَاءُ

Kadang yang menjatuhkan kita bukan orang asing, tapi saudara sendiri; maka rusaklah persaudaraan.


نُــوْجِــدُ فِي الْــحَـــيَاةِ مَــنْ إِهْــتَمَّنَا :: لَيْسَ أَقَارِبًا بِــنَا صِلَــتَـنَا

Dalam hidup, kita menemukan bahwa orang-orang yang peduli kepada kita bukanlah kerabat yang memiliki hubungan (darah) dengan kita.


حَاسِــدُنَا خَاذِلُـــنَا لِـــنَفْسِنَا :: أَكْــثَـــرُهُ خَـــرَجَ مِنْ إِخْــوَتِنَا

Justru orang yang hasud dan mengkhianati kita, kebanyakan mereka berasal dari kalangan saudara kandung kita sendiri. 


SYARAH NADHOM

Dalam syair bait pertama, saya membahasakan kata keluarga dengan kata عيلٌ. Arti asalnya ialah butuh. Ini menyiratkan bahwa keluarga itu sebetulnya dibangun atas dasar saling membutuhkan. Bila saling membutuhkan terjadi, dan didasari kasih sayang, itulah yang disebut mawaddah. 


Karena itulah, agar sikap saling membutuhkan dalam keluarga berlangsung terus, perlu ada perdamaian (ishlah). Firman Allah Swt: 


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ


Terjemah:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati". (QS. Al-Hujurat: 10).


Ayat tersebut menyiratkan bahwa persaudaraan (الإخوة) harus berdasarkan keimanan (المؤمنون) agar mencapai kedamaian (فأصلحوا). Bila tidak, maka, persaudaran mudah mengalami kerapuhan bila ditempa ujian besar. Bila persaudaraan dibangun atas nama Allah Swt dan saling mengingatkan kebenaran atas nama Allah Swt, maka, kata Rasulullah Saw: 


الْمُتَحَابُّونَ فِي اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ


Terjemah:

"Mereka yang saling mencintai karena Allah akan berada di mimbar cahaya". (HR. Muslim). 


Ya. Berada dalam cahaya (iman) Allah Swt. Sebaliknya, tanpa iman, persaudaraan mengalami kerapuhan, apalagi bila sudah terjangkiti sifat hasud. Hasud itu seperti api, membakar segalanya, termasuk membakar kepedulian, membakar kasih sayang dan membakar sikap saling membutuhkan.


Dalam kondisi ini, keluarga bisa menjadi musuh terdekat paling mematikan. Mereka menjadi kelompok ekstrim berkumpulnya tukang hasud, dengki, iri, dendam, amarah dan lainnya. Para ahli tasawuf menyebut kondisi ini sebagai الغلّ الباطني (perseteruan batin). 


Cinta mereka kepadamu sirna tak berbekas meskipun kamu sendiri pernah berjasa pernah menyekolahkan mereka misalnya, atau membantu mereka saat kuliah, membangun rumah, lahiran, butuh uang, dlsb. Semuanya sirna. Repotnya, mencabut rasa dendam yang sudah tertanam itu sulit meskipun hal ini adalah syarat menuju surga. Firman Allah Swt: 


وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ


Terjemah:

"Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka (di surga)". (QS. Al-A'raf: 43). 


Dendam hanya bisa dihilangkan kelak di surga. Itupun bila saudaramu, ketika di dunia ini, ketika masih hidup, mereka bisa menerimamu dan memperlakukan baik kepadamu. Bila tidak, bagaimana bisa mereka menjadi ahli surga. Jauh lah.


Kata Imam Abu Yazid Al-Busthomi: 


من أراد أن يعرف منزلته عند الله فلينظر كيف قلبه لإخوانه


Terjemah:

"Barangsiapa ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, hendaklah melihat bagaimana hatinya terhadap saudara-saudaranya". 


Bila hatinya penuh dendam kepada saudaranya, jelas, lebih dekat dengan setan. Setan paling suka permusuhan dan perpisahan. Termasuk tanda salik (orang menuju Allah) ialah menutupi kesalahan saudaranya (يسترون زلة الأخ) dan tidak membunuh karakternya ketika salah (لا يُسقطونه عند الخطأ). Sengaja membunuh karakter saudara kandung di depan saudara kandung atau kerabat lainnya adalah tanda hilangnya mahabbah di hati. Megilan!


Kata Dzun Nun Al-Mishri: 


علامة صدق المحبة في الله أن تستر من تحبّ كما تستر نفسك


Terjemah:

"Tanda cinta sejati kepada Tuhan ialah menutupi kesalahan orang-orang yang kau cintai sebagaimana kau menutupi kesalahanmu sendiri". 


Lebih lanjut dikatakan, al-wuddul ilahi (cinta ilahi) adalah mengasihi bukan karena nasab dan memberi tanpa sebab. Wud ilahi tidak dibangun atas dasar materi (warisan, kehormatan, harga diri yang murah) dan maslahah (ini terbaik, itu terjelek). Bukan. 


Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra juga pernah berujar: 


لا تأنس إلا لمن ترى فيه ثلاث خصال: دين يمنعه من المعصية، وعقل يزجره عن الجهل، وحبّ يربطه بك في الله


Terjemah:

"Janganlah kamu merasa nyaman kecuali dengan seseorang yang kamu lihat memiliki tiga kualitas dalam dirinya: 1). Agama yang mencegahnya dari dosa, 2). Kecerdasan yang menahannya dari kebodohan, dan 3). Cinta yang mengikatnya kepadamu atas nama Allah".


Jika saat berkumpul dengan saudara kandungmu kamu tidak merasakan adanya cinta, baik cinta kepadamu atau cinta kepada Allah Swt, maka, saat inilah terlihat jelas bahwa saudara kandungmu tidak ingin melihatmu mulia di mata makhluk maupun Allah Swt. 


Saat inilah, hendaknya kamu kembali kepada Allah Swt. Tidak bergantung dengan mereka semua. Kadangkala, tertutupnya mawaddah dari keluarga kepadamu menjadi pintu masuk terbukanya ketaatanmu kepada Allah Swt. Orang salaf berkata: 


ربّما فتح الله لك باب الطاعة بإغلاق باب المودة مع الخلق


Terjemah:

"Barangkali, Allah bakal membukakan pintu ketaatan bagimu dengan menutup pintu kasih sayang kepada makhluk". 


Percuma memiliki banyak saudara kandung belasan hingga puluhan orang bila tiada ikatan kasih antar mereka. Yang membuat nyaman dan damai adalah hati yang bersih dari hasud, amarah dan pemaaf. Dan ini, seringkali kamu temui dari teman atau orang-orang yang mengetahui hakmu sebagai manusia yang layak dihormati. 


Bahwa akhlak tidak bisa dibangun atas dasar nasab dan kekerabatan. Sekali lagi, akhlak dibangun di atas hati yang bersih dari najis amarah dan kotoran hasud. Sebab, kata ahli tasawwuf, akhlak adalah buah dari mengenal (makrifat) kepada Allah Swt. Kata mereka: 


فمن لم يعرف ربَّه لم يتهذّب باطنه، فيُؤذي قريبَه ويحسد أخاه


Terjemah:

"Siapa saja yang tidak mengenal Tuhannya, batinnya tidak akan murni, dan akan menyakiti kerabatnya dan iri kepada saudaranya".


Kata Imam Junaid Al-Baghdadi, akar dari kerusakan moral manusia adalah cinta dunia, yang mengakibatkan sikap hasad dan permusuhan. Awalnya, mungkin saudaramu baik kepadamu, tapi begitu ada masalah warisan mengemuka, wajah asli ketamakan akan muncul satu per satu dari mereka. Kata Imam Junaid: 


ما أُصلِحَ قلبٌ أحبَّ الدنيا إلا فسدَ إخلاصُه


Terjemah:

"Hati yang cinta dunia tidak dapat diperbaiki, kecuali rusaklah rasa ikhlashnya".


Hati yang sudah mencintai dunia ini, tidak dapat diperbaiki. Bila pun mampu diperbaiki, maka, akan ada yang kurang darinya, yakni rasa ikhlash. Termasuk mencintai dunia adalah membenci saudaranya karena saudaranya dianggap olehnya sebagai orang yang telah mencoreng nama baik keluarga. Menjaga nama baik dengan cara membencinya, menjauhinya, termasuk hubbud dunya. 


Bila kau memiliki saudara seperti itu, maka, itu bukan saudara. Sebab, kata Sahl bin Abdullah At-Tustari, saudara sejati ialah:


الأخ الصادق من يذكّرك بالله رؤيته، ويزيدك في العلم منطقه، ويزهدك في الدنيا عمله


Terjemah:

"Saudara sejati adalah orang yang pandangannya mengingatkanmu kepada Allah, yang tutur katanya menambah pengetahuanmu, dan yang perbuatannya membuatmu meninggalkan keinginan-keinginan duniawi". 


Jika kau melihat saudaramu seolah melihat iblis dan berbahaya jika kamu dekati, maka, saudaramu adalah peranakan setan. Karena persaudaraan, bagi peranakan setan, adalah nama tanpa arti yang bisa dijadikan alat pecah-belah sejak dari hati. [badriologi.com]


Keterangan:

Nadhom di atas adalah bagian dari kumpulan Nadhom Sururun Nasho'ih, yang suatu kali akan saya kumpulan jadi kitab nadhom bersyarah bahasa Indonesia. 

Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha