Paramiliter Al-Husna untuk pengamanan UAS |
Nah, untuk
menghadapi risiko UAS yang kata polisi aman (tinggal sluntur), Al-Husna Mayong
sudah siap menyusun paramiliter yang diberi nama “Pasukan Khusus” Santri
Mayong. Banser tidak turun, Kokam tidak turut pengamanan, polisi dan tentara pun
didatangkan untuk melatih khusus para Pasus itu. Keren kan?
Tidak
main-main, Pasus yang diseragami oleh Ust Mudhofar dari Al-Husna itu ada
ratusan. Berseragam khas semua. Tertib rapi dari bawah sampai atas. Yang
melatih adalah tenaga profesional dengan seragam dinas. (Lihat foto). Ente
tak jamin ra bakal kuat mbayar bro!
Cuma, para
Pasus Al-Husna itu beda dengan UAS Team yang datang ke Bumi Mayong dengan
atribut kontroversial ormas terlarang, HTI. Lumayan aman lah. Tapi kanggo
opo? Segenting itukah Jepara lalu Pasus dikreasi?
Katanya permintaan
pengamanan acara ke polisi dan Polda sudah di-ijabah-i, kok ndadak pakai
ada Pasus. Terus polisi pasukan apa Ustadz? Kalau untuk keren-kerenan, Ust
Mudhofar berhasil membuat terma yang mengalahkan kegagahan Banser dan Kokam.
Baca:
NU
tawadlu’, hanya menggunakan kata “barisan” untuk paramiliter-nya bernama Barisan
Ansor Serbaguna (Banser), dan Muhammadiyah menggunakan kata elegan “siap-siaga”
dengan nama satuan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam).
Al-Husna lebih gagah pakai nama “pasukan” dan “khusus”. Atasannya mungkin “pasukan
khos” dan “khowashul khowas” kali yee. Hehe.
Saya berdoa
semoga tugas khususnya bukan nyelonong ke panggung pengajian yang dia tidak
diundang. Repot kalau sampai begitu. Saya berharap pula Pasus itu punya tugas
kehormatan khusus masak, macak dan manak. Ups!
Harapan
saya tidak berlebihan. Jepara sudah trauma dengan tragedi konflik Dongos 20
tahun lalu yang memakan puluhan korban. Dulu ada kelompok Shadiqo (yang benar) yang
diplesetkan jadi Sadigo (salah dikit gorok). Dan karena konflik itu, 20 tahun
NU di sana tidak ada yang ngurus. Mesakke Jeporo bila banyak titik
pasukan dibuat tapi tidak ada kaderisasi yang jelas soal NKRI.
Cukuplah
barisan Sadiqo jadi pembelajaran. Janganlah asal buat Pasus jika sistem
kaderisasi berlanjut dan berjenjang tidak ada. Risiko dipakai oknum dan
ditumpangi kepentingan sangat mudah. Kalau hanya buat seragam untuk
gagah-gagahan, ya silakan tunggu, apa yang akan terjadi padanya dan apa yang
dilakukan selanjutnya. Jeporo aman, Jeporo amin! [badriologi.com]