Prediksi Tentang UAS: Ujan Awal September 2018 di Jepara -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Prediksi Tentang UAS: Ujan Awal September 2018 di Jepara

M Abdullah Badri
Selasa, 04 September 2018
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
Foto saat Apel Banser 1 September 2018 di Lapangan Ngabul Tahunan Jepara
RABU malam (29/08/2018) habis Maghrib saya ditelepon oleh seorang habib dari jauh. Ia mengabarkan banyak hal atas apa yang akan terjadi jelang UAS hadir maupun setelahnya.

Dalam perbincangan telepon tidak lebih dari 10 menit tersebut, beliau mengingatkan saya bahwa tanggal 1 September 2018 nanti bukan tidak mungkin akan terjadi hal-hal mengagetkan di seluruh wilayah Kabupaten Jepara.

Beliau menyebutkan, kalau pas tidak sedang di Jepara (ada keperluan lain ke luar kota), kadang di Jepara ada kobongan, orang tenggelam atau orang tukaran. Padahal, pas hari H kedatangan UAS itu adalah ketika beliau sedang tinda’an ke luar kota, hingga 2 September 2018 lalu.

Terang saja, gerimis tiba-tiba turun jelang Apel 5000 Banser. Baru pertama kali sejak beberapa bulan terakhir, hujan turun di Jepara. Saya kira apel akan gagal karena diguyur hujan. Ternyata hujan hanya turun untuk “membendungi” hawa panas Hari Sabtu siang itu.

Hujan baru turun “ma’ byuk” sekitar jam 8 malam ketika pengajian di sebelah, yang dibatalkan oleh tim UAS sendiri. Listrik padam se-Jepara dan sekitarnya hingga pagi. Banyak anak rebana laporan ke saya tidak jadi hadir karena derasnya  hujan.

Gara-gara listrik mati, angin mosak-masik dan hujan deras, tim pengaman dari PP juga banyak yang berhalangan hadir. Banyak petugas keamanan memilih di rumah. Saya sendiri buat mie bersama bolokurowo Ansor Ranting, di rumah, ngopi, ngobrol sampai larut.   

Meski hujan mengguyur, listrik mati total, acara berlangsung lancar. Alhamdulillah. Imamah Habib Bidin dilepas. Sementara imamah tuan rumah saat pengajian tidak bisa membendung keramat UAS: Ujan Awal September. Banjir memenuhi sedikit ruang di lapangan dengan panggung seluas 30 meter itu. Hingga sekitar pukul 21.30-an.

Cuaca Jepara hujan pada malam Ahad itu, berlanjut ke gangguan jaringan internet pada 2 September 2018 (malam Senin). Jaringan wifi saya terganggu. Laporan yang saya terima, seluruh Jepara terganggu jaringan internet wifi nya. Ada apa? Saya makin ndredeg mengingat kabar di telepon oleh habib, pada Rabu malam itu. Ya Allah.    

Makin ndredeg ketika saya mendengar dari seorang habib pula pasca apel Banser, Sabtu malam habis Maghrib (01/09/2018). Ia mendapat keterangan dari tokoh nasional yang juga dzurriyah Alawiyyin.

Wong iki bahaya. Dia eks HTI. Jangan kasi celah apapun untuknya,” ujarnya, menirukan dawuh sesepuh Alawiyyin, yang juga sangat saya nderekke dawuhnya.

Seketika saya langsung taslim atas dawuh beliau. Selama ini saya menyatakan kalau ia hanya diboncengi oleh kelompok eks HTI dan golongan alkacong (aliran kathok congklang) lainnya. Ansor pun menyebut demikian. Ternyata lebih dari itu, meskipun akan terus dianggap sebagai informasi yang emboh oleh Somader.

Dalil saya kalau ia eks HTI hanya edaran daftar pengurus HTI seluruh Indonesia yang pernah saya terima. Beredar sekitar tahun 2016-2017.

Dan, saya sudah diingatkan oleh Mbah Sarkub setahun lalu untuk mempersiapkan diri bahwa tulisan saya suatu saat nanti akan mengguncang tokoh nasional. Ia prediksi momen bahwa tulisan saya booming tahun 2017, ternyata meleset hingga pertengahan 2018.

Akhir tahun 2017 produksi saya pernah viral. Kena bulliying Somader juga. Tapi Somader tidak merujuk ke akun pribadi saya mengingat tujuan saya sengaja menulis dengan nada kritik-analitis di akun pribadi untuk melokalisir potensi pro-kontra hanya di Jepara saja.

Ternyata salah. Somader punya cara sendiri untuk datang ke rumah medsos saya. Yakni dengan komando United Muslim Cyber, yang saya duga jelmaan baru dari MCA yang sudah “dilarang” Polri. Itu terjadi sejak ada yang main di medsosnya kalau dia kena intimidasi, ancaman dll, yang oleh Mojok dot co dipertanyakan, bentuknya gimana sih? Begitu. 

Saya jadi ingat isyaroh “closed jendela” ketika sedang menangis mendoakan Jepara aman di Makam Syeikh Abu Bakar Pulau Panjang. Pro kontranya “closed” di Jepara. Tapi jika ada yang membuka kotak Pandora nya, “opened” lagi akhirnya. Begitulah karakter asli followers nya. Setidaknya menurut saya.   

Nanti malam katanya ada Somader dari berbagai kota akan geruduk silaturrahim ke rumah saya. Saya siapkan kopi dan mie. Kalau mau rokok, beli sendiri loh yaw. Ahlan wa sahlan. [badriologi.com]
Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha