Ketika Saya Diperintah Kiai Berwisata ke Inggris -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Ketika Saya Diperintah Kiai Berwisata ke Inggris

M Abdullah Badri
Sabtu, 09 Maret 2019
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
tempat wisata di manchester
Ilsutrasi wisata ke Inggris
Oleh M Abdullah Badri

SAYA pernah mendapatkan perintah langsung dari kiai untuk datang menghadiri undangan sebuah acara di Inggris. Saya tidak sebutkan tema dan lokasi pasnya acara di mana. Yang pasti, inti acara itu saya sebagai utusan dari NU datang hanya untuk diperkenalkan tentang jenis wisata baru di negeri Ratu Elisabeth tersebut.

Ternyata, selama tujuh hari di sana, saya hanya diajak nonton film-film terbaru buatan industri film Inggris. Ada-ada saja perintah kiai. Saya diutus ternyata hanya untuk menonton bioskop. Lumayan buat menambah hiburan sih.

Setelah agenda full menonton film selesai, oleh panitia, saya bersama rombongan dari negara lain diajak ke kapal pesiar mewah berlantai empat. Namanya santri, ketika melihat hal-hal baru di luar kebudayaan pesantren tentunya heran dan kagum. Sungguh indah. Wisata Inggris mengenalkan kepada pengunjung ihwal rekayasa botani. Katanya, itu bagian dari produk baru wisata Inggris.

Sampai di lantai dua, pertunjukan masih menarik. Namun, begitu saya diajak melangkah ke lantai tiga kapal pesiar tersebut, innalillah, antar dua jenis manusia yang sama, laki-laki dan laki-laki, diperlihatkan ke saya saling berciuman. Melihat hal itu, mata saya jijik dan saya tutup dengan kedua tangan sambil mengucap Astaghfirullah berkali-kali sambil jalan ke lantai atas.

Paket Tour ke Inggris

Begitu sampai ke lantai ke-4, mata saya masih tertutup. Di lantai ini, sepasang anak manusia, laki-laki dan perempuan saling berhubungan badan dengan gaya yang berbeda-beda. Mereka ditampilkan dalam kotak kaca transparan dan tertulis ada tarifnya tiap gaya berhubungan seks yang mereka adegankan.

Astaghfirullah ya Allah, saya sempat menutup mata tapi jari-jari saya ternyata masih memberi kesempatan untuk melihat manusia-manusia tak tahu malu itu.

Walhasil, saya tidak mendapatkan hikmah apapun atas kunjungan ke Inggris kala itu, kecuali tentang indahnya konsep NU dalam membangun akhlak dan moral warga nahdliyyin dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Dalam membangun karakter bangsa, NU itu seperti pendulum antar dua kutub; agama dan kebangsaan. Jika cara beragama Islam aswaja an-nahdliyyah diganggu, NU akan teriak-teriak untuk mengembalikannya agar tetap moderat. Begitu juga ketika bangunan kebangsaan diganggu, NU biasa berbaris di depan untuk mengahalau para pengacau kesatuan dan kebhinnekaan hidup berbangsa.

Sebagai negara, Inggris hanya memiliki konsep kebangsaan dan kebanggaan atas negaranya. Tapi karakter moralnya tidak dipentingkan. Ciri negara sekuler setahu saya memang demikian. Akibatnya, bentuk wisata dengan hiburan seks sesama jenis (LGBT) dan lainnya, dibiarkan, dan bahkan didukung oleh negara. Innalillah. [badriologi.com]

Jakarta, 22 Januari 2019

Catatan:
Saya dalam coretan di atas bukan penulis. Tapi orang lain. Penulis belum pernah diundang ke Inggris sih. Andai saja diundang, mata taruh mana mata!!. 
Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha