Jejak Wudlu Syaikh Subakir di Cikmas Karimunjawa - Airnya Tawar Meski di Laut -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Jejak Wudlu Syaikh Subakir di Cikmas Karimunjawa - Airnya Tawar Meski di Laut

M Abdullah Badri
Kamis, 20 Juni 2019
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
sejarah syaikh subakir di pulau kerimunjawa
Jejak air wudlu Syaikh Subakir di Karimunjawa tidak banyak diketahui oleh masyarakat sekitar. Padahal, lokasinya yang cekung, dipenuhi air laut, saat lingsir air launya kembali ke laut, jadi tawar murni dan bisa diminum.

Oleh M Abdullah Badri

SAAT Syaikh Subakir menempuh perjalanan dakwah ke pulau Jawa, waliyullah dari negeri Timur Tengah tersebut sianggah beberapa saat di Pulau Karimunjawa. Tepatnya, sekarang terletak di Dukuh Cikmas, Desa Karimunjawa, Jepara. Berbatasan antara Desa Kemojan dan Desa Karimunjawa.

Syaikh Subakir kemudian istirahat sembari mengambil air wudlu untuk shalat di tempat tersebut. Tempat bekas mengambil air wudlu Syaikh Subakir inilah yang hingga kini masih bisa dijumpai. Ukurannya sebesar lingkaran baskom, yang cukup untuk dua tangan saat ambil air wudlu.

Tahun 1960an, ada seorang laki-laki yang dulu pernah tinggal di Karimunjawa dekat lokasi air wudlu Syaikh Subakir tersebut. Ia menemukan jejak tersebut tanpa sengaja. Lokasi tepatnya ada di pinggiran laut.

Baca: Hendak Bai'at Thariqah ke Kajen, Ditemui Orang Misterius di Masjid

Karena tempat wudlu Syaikh Subakir hingga kini masih bisa ditemukan, tapi ia tidak dibatasi dengan kayu atau alat lainnya. Sehingga, jejak wudlu yang cekung itu sering dilewati air asin dari laut, terutama saat sedang pasang.

Anehnya, air laut yang memenuhi cekungan bekas air wudlu Syaikh Subakir, saat kembali lagi ke arah laut, airnya jadi tawar murni. Tak ada rasa asin sama sekali.

Mendengar cerita tersebut, H. Hisyam Zamroni yang pernah lama tinggal di Kemojan, Karimunjawa, melakukan cek lokasi. Semua ceritanya benar. Ia mengambil air di cekungan itu dengan cara menunggu air asin yang lewat tiap saat. Rasanya memang tawar dan enak diminum.

Sayangnya, tidak banyak masyarakat Karimunjawa yang mengetahui jejak peninggalan Syaikh Subakir tersebut. Hingga tulisan ini dibuat, lokasinya masih liar.

Baca: [Karomah] Mbah Mangli yang Mengetahui Kapan Seorang Kuli Jadi Kiai

Namanya waliyullah besar, semua jejak Syaikh Subakir itu selalu menyisakan karomah dan kelebihan. Kita saja yang kadang terhalang akal untuk menjadikannya sebagai hikmah. [badriologi.com]

Link: http://bit.ly/2XkaKiz

Keterangan:
Cerita ini dituturkan langsung oleh H. Hisyam Zamroni kepada penulis di rumahnya, Ngabul, Sabtu malam (15 Juni 2019).
Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha