Mengimani Surga dan Neraka yang Sudah Diciptakan -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Mengimani Surga dan Neraka yang Sudah Diciptakan

Badriologi
Selasa, 10 Agustus 2021
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
untuk apa surga dan neraka diciptakan
Arti nadham ke-59 Kitab Bad'ul Amali dan penjelasannya. Foto: badriologi.com.


Oleh M. Abdullah Badri


BAIT nadham ke-59 kali ini menjelaskan tentang keberadaan (eksistensi) surga dan neraka yang kini sudah ada dan diciptakan oleh Allah Swt., sebagaimana muallif Bad'ul Amali menjelaskan dalam syair berikut ini:


وَلِلْجَنَّـــــاتِ وَالنِّــــيْرَانِ كَوْنٌ ۞ عَلَيْـــــــــــهَا مَرُّ أَحْوَالٍ خَوَالِي


Artinya: 

"Surga-surga dan macam neraka sudah wujud, sejak bermasa-masa yang sudah lalu". 


Menurut keyakinan ahlussunnah wal jama'ah, di waktu sekarang ini maupun sebelumnya, surga dan neraka, dengan segala tingkatannya, sudah diciptakan Allah walau kiamat belum terjadi. Keduanya sudah eksis. Ini merupakan pendapat ijma' (konsensus) para ulama'. 


Allah Swt. berfirman: 


فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ 


Artinya:

"Jika kalian tidak melakukannya dan tidak akan dapat melakukannya, maka takutlah kepada api neraka yang materialnya manusia dan batu. Api neraka itu (sudah) disediakan bagi orang-orang kafir". (QS. Al-Baqarah: 24).


وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ


Artinya:

"Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang (sudah) disediakan untuk orang-orang kafir". (QS. Ali Imran: 131). 


وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ


Artinya:

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang (sudah) disediakan bagi orang-orang yang bertakwa". (QS. Ali Imran: 133). 


Lihatlah, ketika menyifati surga dan neraka, ayat-ayat di atas menggunakan kalimat اُعِدَّتْ yang artinya "sudah disediakan" (ٌمُهيّأ). Artinya, keduanya sudah ada. Tidak mungkin kalimat itu diutarakan untuk sesuatu yang tidak atau belum wujud (غير موجود). Hanya tinggal menunggu siapa saja yang akan berhak masuk ke sana kelak, setelah kiamat. 


Untuk lebih yakin tentang wujudnya surga dan neraka di masa sekarang, mari simak tiga sabda Rasulullah Saw. berikut ini: 


قال الله تعالى: أعدْدتُ لعبادي الصالحين ما لا عينٌ رات ولا أذنٌ سمعت ولا خطرَ على قلب بشرٍ دخرًا بَلْهَ أطلعْتُكم عليه. ثم قرأ رسول الله صلى الله عليه وسلم فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ أُخْفِىَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ


Artinya: 

"Allah Ta'ala berkata: 'aku telah menyiapkan untuk hamba-hambaku yang shalih sesuatu yang tidak sekalipun pernah dilihat oleh mata, tidak sekalipun pernah didengar oleh telinga, dan tidak sekalipun pernah terlintas di benak manusia, karena semua yang pernah diperlihatkan kepada kalian adalah kecil'. Rasulullah kemudian membaca Surat As-Sajdah: 17 (yang artinya: tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan)". (HR. Muslim)


إِنَّ أَرْوَاحَ الشُّهَدَاءِ فِي حَوَاصِلِ طَيْرٍ خُضْرٍ تَسْرَحُ فِي الْجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ ثُمَّ تَأْوِي إِلَى قَنَادِيلَ مُعَلَّقة تَحْتَ الْعَرْشِ


Artinya:

"Sesungguhnya arwah para syuhada' berada di dalam perut burung-burung hijau yang terbang di dalam surga ke mana saja mereka kehendaki. Kemudian burung-burung itu hinggap di lentera-lentera yang bergantung di bawah 'Arasy". (HR. Muslim). 


إذا جاء رمضان: فتّحت أبواب الجنة وغُلِّقت أبواب النار


Artinya:

"Ketika datang Ramadhan, pintu-pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka digembok". (HR. Shahihain, lafal persisnya sesuai di Shahih Muslim).  


Eksistensi surga maupun neraka sudah dinyatakan Rasulullah Saw. di atas, dengan kalimat: 


  1. Aku (Allah) telah menyiapkan untuk hamba-hambaku yang shalih sesuatu yang tidak sekalipun pernah dilihat oleh mata (red: maksudnya surga),
  2. Burung-burung hijau yang terbang di dalam surga,
  3. Pintu-pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka digembok.


Jadi jelas, dalil tentang eksistensi surga dan neraka tidak bisa dibantah dengan akal tanpa iman. 


Pendapat tentang adanya surga yang sudah wujud sekarang ini berbeda dari kalangan Muktazilah, Jahmiyyah dan Qadariyah yang berpebdapat bahwa surga dan neraka belum wujud dan belum ada untuk waktu saat ini. Tapi pasti akan diciptakan nantinya. 


Alasan mereka, bila keduanya sudah diciptakan, apa manfaatnya? Oleh mereka, Allah Swt. dianggap menyia-nyiakan (عبث) bila surga-neraka sudah diwujudkan sekarang, sementara penduduknya baru ada dan menghuni pasca kiamat. 


Meski tidak dianggap kafir (keluar dari Islam), pendapat Muktazilah ini قريب من الكفر, mendekati kekafiran, alias sesat. Alasannya jelas, mereka masih mengimani adanya surga dan neraka walau berpendapat tentang ketidaan keduanya di masa sekarang. (Darojul Ma'ali, hlm: 175).


Allah Swt. berfirman,


كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ


Artinya: 

"Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia". (QS. Al-Qashash: 88). 


Ayat di atas digunakan oleh golongan di luar ahlussunnah itu sebagai penguat belum diciptakannya surga dan neraka dengan tafsir: surga dan neraka pasti akan hancur. Keduanya adalah mahluk (شَيْءٍ) yang dijanjikan akan hancur oleh Allah Swt. 


Ahlussunnah jelas mengimani ayat di atas. Hanya saja tafsirnya jelas bukan seperti sangkaan salah golongan Muktazilah dkk. di atas. Menurut aswaja, surga, neraka, arasy, kursi, adalah pengecualian dari mahkluk Allah yang tidak akan hancur, tapi atas ijin Allah. Mereka kekal bukan atas dirinya sendiri, melainkan atas kuasa Allah Swt. 


Golongan falasifah lebih ngawur. Mereka bahkan mengingkari adanya surga dan neraka sembari menyatakan bahwa yang dimaksud surga adalah kenikmatan akal jasadiyah dan neraka adalah penderitaan akal jasadiyah semata, bukan seperti keterangan Al-Qur'an. Mengapa? Karena mereka hanya meyakini bahwa ketika tubuh sudah mati, ada nufus basyariyah (ruhani kemanusiaan) yang tidak hilang. Inilah yang disebut mereka sebagai akal jasad


Syahdan, golongan falasifah ini pun akhirnya tidak meyakini adanya hisab, pahala maupun siksa. Gara-gara keyakinan salah kaprah inilah, mereka masuk dalam golongan kafirin. Na'udzubillah. (Baca: Jami'ul La'ali, hlm: 287)


Untuk mendapatakan keterangan lanjut soal kekekalan surga dan neraka, silakan baca terjemah nadham Ba'dul Amali berikut ini:


وَلاَ يَفنَى الجَحِـــــــيْمُ وَلَا الجِنَـــــــــانُ ۞ ولا أَهْلُوْهُـــــــــمَا أَهلُ انْتِقَــــــــــالِ


Artinya:

"Neraka Jahim dan surga-surga tidak akan hancur. Begitu pula penduduknya, mereka tidak akan berganti tempat". 


Demikian penjelasan nadham tauhid Bad'ul Amali ke-59. Bila Anda ingin membaca penjelasan lainnya, silakan baca: Doa Mustajab Mukmin dan Kafir yang Terdhalimi. [badriologi.com]


Sumber Kitab PDF: 

  1. Dha'ul Ma'ali PDF (hlm: 43-44)
  2. Tuhfatul A'ali PDF (hlm: 97)
  3. Jami'ul La'ali PDF (hlm: 285-287)
  4. Darojul Ma'ali PDF (hlm: 175)

Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha