Hidup Nyaman Santri Sekarang -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Hidup Nyaman Santri Sekarang

M Abdullah Badri
Rabu, 23 Juli 2025
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
hidup menjadi santri era sekarang
Teks Syair Bakat Jaddati.


Oleh M. Abdullah Badri


SYAIR ini saya buat gegara ada teman mulang pondok pesantren yang santrinya itu sak karepe dewe. Diajar, ngantukan. Dikandani sangger iya and iyo. Padahal, tidak ada kesibukan lain selain ngaji di pesantren.

Masak, sudah dimasakin. Nyuci, ke laundry, dan aneka ajan ter-cepaki (ada semua). Bahkan HP pun boleh dipakai.

Saya pun ingat di zaman mondok. Sempat ditangisi simbah karena tiap hari hanya makan nasi lauk sambal pedes sampai kurus kering. Habis makan nasi dengan sambal masih mongah-mongah, minumnya hanya es lilin.

Meski begitu, saya masih sempat ngapalke Arba'in Nawawi, Tijan Darori, Nadhom Mustholah hadits, Jurumiyah, dan lainnya, di atas loteng pondok. Malam, sunyi, bikin rindu. Kalau masak, harus antri kendil. Telat dikit ngantri, alamat ra mangan.

Begitulah. Hidup santri sekarang nyama. Kebutuhan dasarnya dipenuhi oleh kiai-nya. Lha kok iseh ngantukan. Jan tenan. Klangenan, saya buat syair secara mendadak. Buat ngelengkapi buku Arudl yang sedang saya tulis lah.

(بَكَتْ جَدَّتِيْ)
Nenekku Menangis

لَمَا عِشْتُ فِيْ مَعْهَدٍ بِطُفُوْلِيْ :: بَكَتْ جَدَّتِيْ لِائْتِدَامٍ بِأَكْلِـيْ
Ketika aku tinggal di pesantren saat masih bocil, nenekku menangisiku karena lauk pauk makanku.

أَكَلْتُ الْأُرُزَّ بِحِرِّيْفِ فُلْفُلْ :: وَأَبْرَدَنِي الثَّلْجُ عَنْ حَرِّ يَفْضُلْ
Aku makan nasi dengan cabai pedas, dan es lilin menyejukkanku dari panas yang menyengat (setelah makan).

فَــطَالِبُنَا الْأٓنَ يـَحْيَى بِسَـهْلَـةْ :: حَــوَائـِجُــهُ كُـلـُّهَا مُسْتَعَـــدَّةْ
Santri kita sekarang hidup mudah. Kebutuhannya dicepaki (dipenuhi) semua.

بـِمَغْسَلَةٍ يُغْسِلُ الثَّوْبَ ثُـمَّ :: طَــبَاحٌ طَهَا أَنْضَــجَنْهُ الــطَّعَامَ
Di tempat laundry, dia mencuci pakaian, dan seorang juru masak mematangkan makanannya. (wis ra tahu masak).

Syair di atas ikut wazan Bahar Mutaqorib. Alhamdulillah sudah pernah membuat syair dengan wazan 16 bahar full. Wis tahu kabeh.


Ada yang terdiri sebait, bahkan hingga ratusan bait per wazan syair dan jadi Kitab "Riq Daqiq" (Bahar Basith 129 bait) serta Kitab "Syafil Hall" (Bahar Wafir ratusan bait - belum rampung menulis syarahnya). [badriologi.com]

Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha