![]() |
Hakikat balasan dari Allah Swt. |
Oleh M. Abdullah Badri
KITA mampu melakukan amal perbuatan itu sebab diberi kekuatan oleh Allah Swt. Karena itulah, meminta imbalan kepada-Nya adalah perbuatan yang memalukan. Bila ingin meminta balasan amal, kita pasti dituntut sempurna. Begitulah sepantasnya.
Padahal, apa yang kita persembahkan kepada Allah Swt, tak ada nilai di sisi-Nya. Hanya saja, atas anugerahnya, amal itu dianggap bernilai, bahkan diterima oleh-Nya. Dia tidak butuh amal kita, tapi bahkan tidak segan menyematkan segala yang kita perbuat sebagai amal kita sendiri.
Tanpa derma-Nya, amal kita tak akan ada yang diterima. Sebab, tentu banyak amal kita yang tidak sempurna hingga pantas dibalas dengan balak dan bencana. Tapi, Allah Swt tidak melakukannya.
Justru, atas fadhalnya, amal kita dibalas. Balasan beda dengan upah pahala. Balasan lebih luas daripada pahala, yang terbatas.
Kalimat di atas adalah saripati beberapa Hikmah dalam Kitab Al-Hikam, yang kemudian saya gubah menjadi syair Arab dengan wazan Bahar Madid (فَاعِلَاتُنْ فَاعِلُنْ فَاعِلَاتُنْ :: فَاعِلَاتُنْ فَاعِلُنْ فَاعِلَاتُنْ) berikut ini:
(طلب الأجرة)
Mencari Upah
لَسْتَ ذُوْ مِلْكِ الْقُوَى كَيْفَمَا :: تَطْلُـبُ الْفِعْلَ الْجَزَا، فَاخْجَلَا
Engkau bukanlah pemilik kekuatan, namun Engkau meminta imbalan atas perbuatanmu. Malulah!
إِنْ طَلَبْتَ الْأُجْرَ بَـعْدَ الْعَــمَلْ :: أَنْ لَــكَ الصِّدْقُ بِهِ، كَامِلَا
Jika engkau pantas meminta imbalan setelah berbuat, engkau harus sepenuhnya bersungguh-sungguh tentang perbuatanmu itu.
مَـرْحَـــبًا إِذْ يَقْــبِــلُ الْـخَالِقُ :: لَـوْ حَـقِيْرًا، فَـضْلُهُ ذُوْ الـعُلَا
Beruntung jika Sang Pencipta berkenan menerima (amalmu). Sekalipun tak bernilai, namun karunia-Nya Maha Tinggi (sehingga diterima).
جُوْدُهُ: أَنْ يُنْسِبَ الْكَسْبَ فِيْ :: فِعْلِ أَعْـمَالٍ تُؤَدِّى الْبَـلَا
Atas derma-Nya, dia menisbatkan usaha dalam melakukan amal-amal, yang (sebetulnya, bila tanpa derma-Nya) mengakibatkan bencana (balak).
أَنَّ أَجْـــرًا كَوْنُـهُ لَا جَـــزَا :: فَالْجَزَاءُ: الْــفَضْلُ لَا سَاحِلَا
Bahwa pahala (ujroh) itu tidak lah balasan. Karena balasan (jaza') adalah karunia tak bertepi.
Begitulah. [badriologi.com]