Awas, Jangan Terkecoh Omongan Orang Berjubah Agama! -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Awas, Jangan Terkecoh Omongan Orang Berjubah Agama!

M Abdullah Badri
Rabu, 17 September 2025
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
gambar jangan terkecoh dengan omongan baju agama
Ilustrasi artikel syair.


Oleh M. Abdullah Badri


DALAM sebuah syair saya mengungkapkan kegelisahan terkait kacaunya mengambil nasihat kepada para pemberi nasihat. Dengan bahar Rojaz, saya menulis:


مِنْ قَبْلِ أَنْ تَنْفُذَ عَنْ تَوْصِيَةٍ :: فَانْظُرْ إِلَى قَائِـلِهَا بِدَرْكَةٍ

"Sebelum engkau jalankan sebuah anjuran, lihatlah terlebih dahulu siapa yang mengucapkannya dengan teliti".


فِيْ زَمَنِ الْفِتْنَةِ إِلْتِبَاسُ :: أَيْنَ الَّذِيْ وَعَظَ وَالْإِبْلِيْسُ

"Di zaman fitnah ada kekacauan, manakah sang penceramah dan manakah Iblis". 


Syarah Syair

Dalam dua syair di atas, saya mengungkapkan perlunya bersikap hati-hati sebelum benar-benar mempercayai sebuah nasehat dan ujaran sebelum meneliti sumbernya terlebih dulu. Betapa banyak orang tersesat bukan sebab kalimat yang salah secara bahasa, tapi sebab menaruh kepercayaan kepada orang yang salah dipercaya. 


Karena itulah, jangan menelan mentah-mentah ucapan orang berjubah agama. Imam Malik pernah berkata: "Ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian". Jadi, ungkapan yang menyatakan: 


انظر ما قال ولا تنظر من قال 


"Lihatlah ucapannya, jangan lihat siapa yang mengucapkannya", harus dikoreksi dengan ungkapan: 


أنظر من قال قبل أن تنظر ما قال


"Lihatlah siapa yang mengucap sebelum engkau melihat apa yang diucapkan". 


Apalagi zaman sekarang ini adalah zaman fitnah dimana kita mengalami kesulitan membedakan mana nasehat yang benar-benar tulus dari hati yang ikhlash dan mana yang hanya sekedar mencari popularitas atau mendapatkan keuntungan pribadi. 


Bukan tidak mungkin, di zaman fitnah, sebuah kebatilan disusupkan dalam bentuk kebaikan tersamar, sebagaimana Iblis, yang pintar menyusupkan nilai kebatilan dalam hal yang dikira baik. Dalam Al-Qur'an, Allah Swt berfirman: 


وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ


"Sesungguhnya setan-setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu". (QS. Al-An'am: 121). 


Oleh Rasulullah Saw, zaman fitnah diibaratkan hidup di tengah malam gulita. Beliau Saw bersabda: 


إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِـي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، اَلْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ وَالْقَائِمُ خَيْـرٌ مِنَ الْمَاشِي، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي


"Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat akan muncul banyak fitnah besar bagaikan malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir di sore hari, di sore hari se-seorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari. Orang yang duduk saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari". (HR. Ahmad). 


Syair saya di atas mengungkapkan betapa bingungnya manusia di zaman fitnah, hingga tidak bisa membedakan mana pemberi nasehat yang benar-benar menginginkan kebaikan dan mana mereka yang menjadi corong Iblis. Gaya nasehat kadang merupa corong Iblis. Bisa saja berdalil dengan Al-Qur'an dan Hadits, tapi ujungnya memecah belah dan menjerumuskan. Posisi aman di zaman fitnah memang sulit didapat. 


Solusinya, berpegang teguhlah kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Saw. Sabda Nabi Muhammad Saw:


تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ رَسُولِهِ


"Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya pasti tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur'an) dan sunnah Rasul-Nya". (HR Muslim, Ahmad, dan lainnya). 


Bila bicaranya ngawur, cek lah, apakah sesuai dengan syariat atau tidak. Bila tidak, abaikan. Dan jangan dipercaya. Bila engkau tahu ilmunya, bantahlah atas nama amar makruf. 


Demikian syarah dua syair yang saya tulis di atas. [badriologi.com]

Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha