Mulut Busuk Penyebab Penyakit Kronis Menahun -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Mulut Busuk Penyebab Penyakit Kronis Menahun

M Abdullah Badri
Minggu, 09 November 2025
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
penyakit menahun yang kronis disebabkan mulut busuk
Syair penyebab penyakit kronis menahun.


Oleh M. Abdullah Badri 


SEKITAR lima tahun saya menyertai seorang tabib muter-muter mendatangi orang yang sakit. Anehnya, semua fakta yang saya lihat, orang yang menderita sakit menahun ternyata lebih banyak dialami oleh mereka yang di masa lalunya memiliki catatan buruk terkait hasud, namimah, dendam, pemarah dan jenis kelakukan buruk lainnya. Ini terdengar dari tetangga dan teman pasien. Bukan dari keluarganya. 


Intinya, rata-rata penderitanya memiliki cangkem elik kepada sesamanya karena dengki, dendam, like and dislike, bukan karena amar ma'ruf nahi mungkar dan bukan karena Lillah. Mereka ini menderita stroke, kuping budeg, atau bahkan lumpuh bertahun-tahun. Seolah, penyakit mereka adalah akumulasi doa jelek dari orang-orang disakitinya. Karena itulah, dalam bahar Rojaz saya katakan: 


إِنْ تُـكْثِرِ الْقَوْلَ الْقَبِيْحَ غَيْرَكَ :: فَـمَرَضُ الْمُزْمِنِ أْنْ يُصِيْبَـكَ

"Jika kamu terlalu banyak menjelek-jelekkan orang lain, maka kamu akan terserang penyakit menahun". 

 

لِأَنَّ مَـــنْ دَعَاكَ سُــوْأً عَـدَدٌ :: أَجَابَــهُ الْمُجِــيْــبُ وَهْــوَ مَــدَدٌ

"Karena orang yang mendoakanmu jelek itu banyak. Allah Sang Maha Mengabulkan menerima doa itu sebagai bentuk kepedulian-Nya". 


SYARAH SYAIR

Salah satu hikmah yang tidak banyak dipahami oleh kita adalah bahwa setiap perkataan buruk yang dihujamkan kepada seseorang, lalu dilemparkan kepada orang lain yang tidak ada kaitan, maka, sebelum perkataan itu menikam orang lain, efeknya akan menimpa dirinya terlebih dulu. 


Sebab, setiap ucapan akan selalu dicatat oleh Roqib dan Atid baik maupun buruk (QS. Qof: 18). Bahwa setiap perkataan jelek, hardikan (pisuhan), rasan-rasan berlebihan, bisa menghilangkan keberkahan lisan, umur dan kesehatan pengucapnya. Rasulullah Saw bersabda: 


إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ لا يَرَى بِهَا بَأْسًا، يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا


Terjemah:

"Mungkin seseorang mengucapkan sepatah kata, tanpa berpikir ada yang salah dengannya, padahal itu akan menjerumuskannya ke neraka selama tujuh puluh tahun/jurang". (HR. Tirmidzi). 


Dari hadits itu, kita bisa memahami, bahwa setiap perkataan yang menyakitkan kepada sesama karena hasud, dengki, dendam -bukan karena menegakkan kebenaran- akan memanah langit dan ketika turun, akan mengenai pengucapnya. 


Tampaknya, ucapan buruk yang timbul dari penyakit hati (dengki, benci, marah) hanya merusak amal saja. Tapi, menurut Al-Qur'an, itu semua ada kaitannya dengan kesehatan fisik. Inilah yang menurut para mufassir sebagai tambahan dari akibat penyakit hati. Allah Swt berfirman: 


فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضً


Terjemah:

"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah tambahkan penyakit itu bagi mereka". (QS. Al-Baqarah: 10). 


Tambahan penyakit adalah penyakit fisik. Secara psikologis, kedengkian (al-hasad), kebencian (al-bughdl) dan kemarahan (al-ghodhob), bisa memicu emosi negatif, yang bila hal ini terus berlangsung akan meningkatkan hormon kortisol dan adrenalin, yang ini adalah sumber stres kronis. 


Orang yang emosi karena iri dengki memiliki rasa tidak puas, cemas dan rendah diri terus-menerus. Gara-gara ini, sistem simpatik tubuh bekerja berlebihan hingga menyebabkan tekanan darah dan kadar gula, yang akhirnya menurunkan sistem imun. 


Itulah penyebab awal penyakit jantung, hipertensi, stroke, gangguan lambung kronis dan jenis penyakit lainnya. Apalagi sikap suka dan tidak suka kepada orang lain karena nafsu -bukan karena Allah- itu menyebabkan kondisi batin berupa emosi yang berat, sulit bersyukur, sulit menerima kehadiran dan akhirnya, muncul kecemasan eksistensial yang sering berubah menjadi gangguan psikomatik. 


Sangat benar apa yang dikatakan Ibnul Qoyyim dalam Zadul Ma'ad. Dia mengatakan bahwa banyak sekali penyakit tubuh yang sebenarnya berasal dari penyakit hati: dendam, iri, dan keputusasaan. Ketika hati sakit, tubuh pun akan ikut lemah, karena hati adalah pusat kendali spiritual manusia. Bukankah Rasulullah Saw bersabda: 


أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ


Terjemah:

"Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)". (HR. Bukhari dan Muslim). 


Dari hadits tersebut, Rasulullah Saw mengingatkan, bahwa hati adalah pusat. Seluruh tubuh terkait dengannya. Acapkali, penyakit fisik adalah pantulan dari penyakit batin, penyakit hati yang melemahkan tubuh, yang membuat pelakunya hidup dalam kacamata gelap, memicu depresi, ketakutan berlebihan, hingga menyebabkan penyakit klinis semacam hipertensi, serangan jantung, diabetes dan gangguan imun. 


Bila pelaku cangkem bosok sudah mengalami penyakit seperti itu, maka, secara spiritual, itu adalah bagian dari keadilan Allah Swt mendengarkan banyak doa orang yang terdhalimi olehnya. Karena doa itu sudah banyak terdengar oleh makhluk langit, Allah Swt mengabulkan doa-doa orang yang disakiti atau di-dhaliminya. 


Rasulullah Saw sudah mewanti-wanti agar kita berhati-hati terhadap orang-orang terdhalimi. Beliau Saw bersabda: 


اتقوا دعوةَ المظلوم، فإنها تُحمل على الغمام، يقول الله: وعزّتي وجلالي لأنصرنّك ولو بعد حين


Terjemah:

"Waspadalah terhadap doa orang-orang ter-dhalimi, karena doa itu dibawa di atas awan. Allah berfirman: Demi keperkasaan dan keagungan-Ku, Aku pasti akan memberimu kemenangan, meskipun setelah beberapa saat". (HR. Ahmad). 


Itu adalah bentuk keadilan Allah Swt. Efek kejahatan tidak akan kembali kecuali kepada perencananya, sebagaimana firman Allah Swt: 


وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ


Terjemah:

"Akibat (buruk) dari rencana jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri". (QS. Fathir: 43). 


Beruntunglah orang ber-cangkem elik diberi siksa penyakit dunia. Sebab, secara hakikat, datangnya penyakit adalah pelebur dosa. Maka, penyakit menahun yang diderita si cangkem elik adalah rahmat Allah Swt untuk dirinya, sebagaiaman firman Allah Swt:


وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى دُوْنَ الْعَذَابِ الْاَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ


Terjemah:

"Kami pasti akan menimpakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". (QS. As-Sajdah: 21). 


Para mufassir menyatakan, salah satu bentuk مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى adalah ditimpakannya penyakit dan musibah. Ini bagian dari غسل الروح قبل الرحيل (membasuh ruh sebelum berangkat sowan ila rahmatillah).


Semoga kita dijauhkan dari cangkem elik karena hawa nafsu. [badriologi.com

Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha