![]() |
| Pernyebab lancarnya rejeki: berbuat baik kepada saudara tua. |
Oleh M. Abdullah Badri
JIKA kau punya kakak, hormatilah dia, hargai hak-haknya bila ingin memiliki rejeki yang lancar. Setidaknya, kakak -karena lebih tua- dia pernah momong dirimu di waktu kecil. Derajatnya sama dengan derajat orang tua, sama-sama mulia. Memuliakannya, berarti sama dengan memuliakan orangtua. Menghinanya, berarti menghina orangtua.
Rejeki adik sangat tergantung seberapa besar dia memiliki hubungan baik dengan saudara tuanya, kakaknya. Bila baik, rejekinya lancar. Bila buruk, rejekinya sempit. Dalam bahar Rojaz, saya katakan:
مُعَلَّقٌ رِزْقُ أَخِ الصَّغِيْرِ :: بِحُسْنِ رَبْطٍ بِأَخِ الْكَبِيْرِ
"Rejeki sang adik bergantung pada hubungan baiknya dengan sang kakak".
SYARAH NADHOM
Rasa belas kasih (rahmah) dan cinta (mahabbah) antar saudara kandung adalah salah satu sebab agung terbukanya berkah rejeki, munculnya taufiq dan tumbuhnya ma'unah (pertolongan).
Rahim menjadi tempat terjalinnya persaudaraan dan kekerabatan. Garda terdepan yang dapat menjaga hubungan kekerabatan itu ialah ukhuwah (rasa saling bersaudara). Karena itulah, Allah Swt mewanti-wanti agar tetap memelihara ukhuwah dalam silaturrahim (hubungan rahim).
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ
Terjemah:
"Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan". (QS. An-Nisa: 1).
Siapa saja yang membangun hubungan baik dengan saudaranya, berarti dia mendekat kepada Allah Swt. Terutama kepada saudara tua (kakak). Ulama' salaf mengatakan:
مَنْ وَقَّرَ أَكْبَرَ مِنْهُ سِنًّا فَقَدْ وَقَّرَ اللَّهَ
Terjemah:
"Barangsiapa menghormati orang yang lebih tua darinya, ia telah menghormati Allah".
Di dalam rumah, kakak adalah pengganti peran ayah. Dia pasti akan menjadi badal (pengganti) bila peran sang ayah hilang. Membangun hubungan baik kepadanya adalah kewajiban syariat, karena hal ini sama dengan menghormati sang ayah, dan ini merupakan perintah Allah Swt.
Berbuat baik kepada kakak menjadi kunci lancarnya rejeki. Ulama' salaf mengatakan:
إِذَا أَحْسَنْتَ إِلَى رَحِمِكَ، فَإِنَّ اللَّهَ يُيَسِّرُ لَكَ رِزْقًا لَا يَخْطُرُ عَلَى بَالٍ
Terjemah:
"Jika engkau berbuat baik kepada sanak saudaramu, Allah akan memberikan kepadamu rezeki yang tak pernah engkau duga".
Sufyan At-Tsauri juga mengatakan hal yang mirip:
إِذَا أَرَدْتَ أَنْ يَبْقَى مَالُكَ، فَصِلْ ذَا رَحِمٍ قَطَعَكَ
Terjemah:
"Jika engkau ingin hartamu tetap ada, maka jalinlah tali silaturahmi dengan kerabat yang telah memutus hubungan denganmu".
Jika sang kakak menjauh, maka adiklah yang harus memulai kembali hubungan yang jauh itu, agar memperoleh berkah. Bukan kakaknya yang memulai. Itulah adab adik kepada kakak. Saru dan keliru jika adik menuntut kakaknya yang memulai duluan, meskipun salah. Demikianlah adab yang diajarkan para ulama' salaf, bukan oleh saya.
Sebab, secara adat maupun syariat, kakak memiliki hak untuk diajak berembug, memberi nasehat, memberi arahan dan berhak dihormati oleh saudara-saudaranya. Jika kakak ditinggal rembug atas suatu perkara penting, tunggulah kebimbangan, kesia-siaan, serta ketidakpastian. Ingatlah, perannya seperti sang ayah.
Betapa banyak adik-adik yang memutus hubungan dengan kakaknya, hidupnya miskin, gelisah, penuh angkara dan diliputi ketidakpuasan. Sebab, memutus tali silaturrahim ke kakak sama dengan memutus kehadiran sang ayah, yang membimbingnya dan menata hidupnya.
Ibnul Qoyyim mengatakan:
مَنْ وَصَلَ رَحِمَهُ وَأَحْسَنَ إِلَيْهَا، جَعَلَ اللَّهُ فِي مَالِهِ الْبَرَكَةَ، وَفِي عُمُرِهِ الزِّيَادَةَ، وَفِي قَلْبِهِ السَّعَادَةَ
Terjemah:
"Barangsiapa menyambung silaturahmi dan berbuat baik kepada mereka, niscaya Allah akan memberkahi hartanya, memanjangkan umurnya, dan menjadikan hatinya penuh kebahagiaan".
Perlu dicacat, termasuk salah satu keberkahan harta muncul adalah bila adik mau memuliakan kakaknya. Memang, rejeki dibagi oleh Allah Swt. Namun, untuk menjemputnya atau mengambilnya, kita harus melalui sebab-sebab. Dan sebab terkuatnya, kata para ulama', adalah: al-birru (berbuat baik kepada orangtua), as-shilah (menjaga hubungan baik dengan keluarga) dan al-mawaddah (rasa cinta antar saudara).
Kata para arifin (ulama' makrifat), memutus hubungan antar kerabat bakal memutus pintu rejeki. Mereka berkata:
كُلُّ قَطِيعَةٍ بَيْنَ ذَوِي الرَّحِمِ تُغْلِقُ بَابًا مِنْ أَبْوَابِ الرِّزْقِ
Terjemah:
"Setiap putusnya hubungan antar kerabat berarti menutup pintu rezeki".
Rejeki anak, sangat tergantung hubungan baiknya dengan orangtua di dalam hatinya. Namun, rejeki adik, tergantung seberapa baik hubungannya dengan kakaknya, di dalam hatinya. Mengapa? Sekali lagi, karena kakak pasti pernah momong adiknya. Bukan sebaliknya. Kasih sayangnya sudah pernah tercurahkan kepada adiknya di masa lalu. Bukan sebaliknya. Bagaimanapun, kakak lebih utama daripada adiknya.
Maka, hormatilah kakakmu bila kau ingin lapang rejekimu. [badriologi.com]
Keterangan:
Nadhom di atas adalah bagian dari kumpulan Nadhom Sururun Nasho'ih, yang suatu kali akan saya kumpulan jadi kitab nadhom bersyarah bahasa Indonesia.





