Yang Menghalangi Kita Justru Keluarga Sendiri -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Yang Menghalangi Kita Justru Keluarga Sendiri

M Abdullah Badri
Senin, 10 November 2025
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
bila hasud terjadi dalam keluarga sendiri
Syair penjelas penghambat kemajuan adalah keluarga sendiri.


Oleh M. Abdullah Badri


TERKADANG, yang menghalangi kita untuk berkembang maju bukanlah orang lain. Namun keluarga sendiri, saudara kandung sendiri. Iya, mereka memiliki ikatan darah dan saudara, namun, mereka tidak selalu memiliki ikatan emosional saling asah, asih dan asuh. 


Ikatan saudara barangkali karena kebetulan saja. Tanpa ditempa dengan kasih sayang dan ilmu pengetahuan, saudara kandung justru bisa menjadi benalu hidup. Jika antum memiliki saudara berperilaku demikian, pastikan, mereka tidak akan pernah berkembang, hidupnya selalu kerdil, karena hasud, dimanapun itu, memakan keberkahan umur dan rejeki. 


Dalam dua syair bahar Rojaz, saya ungkapkan hal di atas dalam kalimat:


وَقَــدْ تَــصِيْرُ إِخْوَةٌ بِــصَـــدْفَــةٍ :: مِــنْ رَحِــمٍ لَيْسُوْا بِـعَاطِــفِــيَّةٍ

Kadang orang menjadi saudara hanya karena kebetulan, dari satu rahim, tetapi mereka tidak memiliki ikatan emosional.

  

وَرُبَّـمَا يَـمْـنَــعُــنَا الــتَّــطَـوُّرَ :: عَائِــلَـــةٌ مِـــنْ حَـــسَــدٍ تَــطَــوَّرَ

Terkadang, yang menghalangi kita berkembang adalah keluarga, sebab sifat hasud (iri) yang mengembang.

 

لَا يَــتَطَـوَّرُ الْـحَــسُوْدُ اَبَـــدَا :: صَـغُـرَ فِي عَظِـيْـمِ بِــيْــئَةٍ جِـــدَا 

Orang yang berkarakter sangat hasud tidak akan pernah berkembang. Dia mini di lingkungan yang sangat besar (hebat).


SYARAH SYAIR

Kekerabatan atas dasar ikatan darah yang ditempa tanpa iman, hanya akan tampak sebagai cangkang luar saja. Kebetulan lahir dari rahim yang sama saja. Jasadnya sering bertemu dan saling berkumpul, tapi ruhnya berpisah. Tak ada kasih dan kepedulian. 


Di sini, kekerabatan akhirnya hanya faktor kebetulan. Sebab, ikatan rahim yang harusnya terus disambung, justru diputus, sebagaimana sindiran Allah Swt: وَتُقَطِّعُوْٓا اَرْحَامَكُمْ (dan memutuskan hubungan kekeluargaanmu? [QS. Muhammad: 22]). Dalam ayat lain, Allah Swt mengecam orang yang memutus atas suatu hal yang diperintahkan menyambungnya. 


وَيَقْطَعُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ


Terjemah:

"Dan mereka memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambung dan membuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang merugi". (QS. Al-Baqarah: 27). 


Ketahuilah, darah tidak selalu menumbuhkan empati. Yang menumbuhkan empati dengan pasti adalah iman. Maka, banyak sekali orang bukan sedarah yang menyatu sebagai dulur karena iman. Darah tanpa iman akan melemparkan kasih sayang. 


Tidak pasti, tapi hampir bisa dipastikan, keluarga yang memusuhi adalah dari pihak yang hasud (menginginkan hilangnya hikmat Allah). Itulah dosa pertama Iblis ke Nabi Adam as. Hasud dimulai dari sikap merasa keberatan bila orang lain -meskipun saudara kandungnya- menerima limpahan berkah dan nikmat hidup. 


Mengapa keluarga paling mudah hasud? Karena merekalah yang pertama kali melihat nikmat itu datang, dan paling dekat melihatnya dibanding orang lain. Mereka tidak jahat secara fisik, tapi karena terperangkap hasud tak terperi, mereka menjadi penghambat kemajuan saudaranya, kakaknya, adiknya, pamannya, dll. 


Kata para tetua, janganlah engkau menceritakan prestasi dan pencapaian suksesmu kepada saudaramu. Sebab, meskipun satu darah, sangat mungkin mereka tidak suka padamu karena dia tidak memeroleh hal yang sama sepertimu. Jika kamu berhasil menulis buku misalnya, jangan kau kisahkan itu kepada mereka. Tak akan simpati. Kisahkan saja kepada calon pembeli bukumu itu, seperti saya. Hehe. 


Orang hasud itu pasti menyoal keadilan Allah Swt dan benci terhadap kehendak Allah. Mereka tidak menerimakan nikmat datang kecuali hanya kepadanya. Sama-sama keluarga tapi kok tidak sama perolehannya, jika ini disoal, hasud lah yang muncul. Lihatlah bagaimana Nabi Yusuf as dihasud oleh saudara-saudaranya hanya karena ingin merebut kasih satu-satunya dari Nabi Ya'qub as, ayahanda mereka. 


Ada loh keluarga sedarah yang membenci kakaknya karena mereka merasa paling dikasihi oleh ibunya. Kakaknya dibuang, dan dianggap benalu. Di enengke sak anak bojone. Apapun yang diucapkan ibunya, walaupun salah, akan dibela. Padahal, di mata Allah Swt, manusia bisa benar dan bisa salah. 


Bila ini menggejala, maka, hasud akan berkembang menular menjadi karakter yang dimiliki bersama dengan saudara lainnya. Jika mayoritas keluarga sudah teracuni hasud, julit, like and dislike, maka, mereka menjadi pusat markas yang biasa menggelar rapat besar dengan satu objek: menghasudi orang yang tidak disukai. 


Rapat besar yang digelar oleh saudara yang hasud itu tidak membuat mereka beristirahat dari kepuasaan dan kerelaan. Hidup mareka pasti selalu gelisah dan gundah. Kata Sayyidina Ali ra: 


لا راحة لحاسد، ولا وفاء لملول، ولا مروءة لكذوب


Terjemah:

"Tidak ada istirahat bagi orang yang hasud, tidak ada kesetiaan bagi orang yang plin-plan, dan tidak ada integritas bagi pembohong".


Hidup mereka, saudara-saudara kandung yang hasud itu, selalu dalam kesempitan. Hidup mereka hanya ingin membunuh karaktermu. Keluarga adalah pihak paling sadis dan paling tega membunuh karakter saudaranya. 


Karena dengki, kamu tidak akan diundang hajatan. Karena hasud, kamu tidak dikabari mereka menggelar pesta nikah. Dan karena sombong sebab hasud, kamu akan dihina di belakang sana, bersama saudaramu yang lain. 


Sebab hatinya menyempit, mereka selalu mengeluh dan tidak akan berkembang maju. Selamanya di bawah, kecuali mereka mulai menerima apa yang telah dibagi Allah Sang Maha Adil. Jika hasud, iri, dengki, jengkel dan marah tidak mau memaafkan terus dipegang jadi karakter keluarga besar, maka, selamanya pula mereka tidak akan pernah menghargai persaudaran (ukhuwah). Wani ngece dulur tuwo, wani ngino dulur enom. 


Dunia maju pesat, waktu berjalan, tetapi, hati mereka kerdil dan berhenti di lingkaran kebencian dan ketidakpuasan. Sebaliknya, yang dihasudi justru hidupnya tenang bila tidak melawan balik dengan hasud yang sama dan lebih sadis.


Lihatlah, hinggi kini, Iblis tetap terkutuk karena hasudnya tidak pernah lunas kepada Nabi Adam as. [badriologi.com]


Keterangan:

Nadhom di atas adalah bagian dari kumpulan Nadhom Sururun Nasho'ih, yang suatu kali akan saya kumpulan jadi kitab nadhom bersyarah bahasa Indonesia. 


Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha