Oleh M Abdullah Badri
Judul : The Sex Files
Penulis : Gamal Komandoko
Penerbit : Citra Media, Yogyakarta
Tahun : I, November 2010
Tebal : xii+ 184 halaman
Diawali dengan uraian penciptaan manusia, Adam dan Hawa, buku The Sex Files ini mulai membahas betapa pentingnya hubungan seks yang sah telah menjadi pintu terbukanya kehidupan anak manusia dan keindahan rasa bernama cinta. Gamal Komadoko, penulis buku, menukik pembahasan seks dengan lebih dulu “mengkhotbahi” pembaca tentang hikmah penciptaan laki-laki dan perempuan.
Komandoko berkali-kali menyatakan dalam buku ini pentingnya kelestarian rumah tangga dengan kehidupan seks yang rutin dan saling memuaskan pasangan. Bila rumah tangga adalah tubuh, maka seks adalah nyawanya. Nyawa harus terus dipertahankan agar seluruh jaringan dan organ tubuh bekerja dengan baik. Seks, dengan begitu, jadi unsur penting dalam ketubuhan rumah tangga.
Meski seks tidak segalanya, namun, dalam kehidupan rumah tangga, segalanya bisa berawal dari seks. Berkali-kali penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya korelasi meningkatnya perceraian dan perselingkuhan pasutri (suami-istri) diakibatkan oleh tiadanya kepuasaan dalam melanggengkan nyawa rumah tangga itu, selain faktor ekonomi tentunya.
Laki-laki, kata penulis, adalah yang biasa mendapatkan kepuasan namun sering tidak bisa memuaskan istrinya. Sebaliknya, perempuan adalah yang bisa memuaskan laki-laki, namun tak biasa mendapatkan kenikmatan dari pasangannya. Ada dis-harmoni; antara bisa tapi tidak biasa dengan yang biasa tapi tidak bisa, itu. (hlm 24).
Se-keterangan penulis, hanya 50 persen perempuan yang dinyatakan pernah mencapai kenikamatan orgasme seksual. Selebihnya, tidak. Nah, buku ini hadir sebagai oase yang mencerahkan tentang banyak hal yang berkaitan dengan teknik berhubungan seksual menuju kepuasan yang simbisos antarpasangan.
Seperti dalam Kamasutra (India) dan Keturanggan (Jawa) juga, buku ini mengajak pembaca mengenal titik sensitif seksual antarpasangan, tahapan melakukan hubungan seks, penguatan tubuh dengan senam seks serta berolah nafas, hingga pada pembahasan suplemen makanan penting yang dibutuhkan untuk mendapatkan energi sebelum berhubungan intim.
Yang menarik, pembaca akan diajak mempelajari teknik pernafasan. Olah nafas menjadi penting dalam teknik seks karena dari seks-lah nafas kehidupan manusia dimulai. Nafas hidup dimulai dari cinta, bukan nafsu. Tak luput pula penulis mengulas teknik-teknik posisional kala hubungan seks dilangsungkan. Puluhan teknik bercinta dapat Anda pelajari dalam buku ini.
Sayangnya, buku yang sengaja diproyeksikan untuk menunjukkan keluhuran kultur seksologi ala Timur ini lebih sering mendefinisikan perempuan daripada memahaminya. Penulis sering kontras melihat perempuan sebagai subjek dan objek dalam seks. Padahal, seks, dalam dinamika kekinian, telah masuk dalam discourse publik –seperti kata Foucault itu. Kekurangan buku, bisa ditutupi oleh kelihaian penulis mengeksplorasi visi suci janji nikmat jalinan cinta berumah tangga. Buku ini menjelaskannya.
(Dimuat Okezone, Selasa, 8 Februari 2011)
sumber: http://suar.okezone.com/read/2011/02/08/285/422570/semua-tentang-seks
Judul : The Sex Files
Penulis : Gamal Komandoko
Penerbit : Citra Media, Yogyakarta
Tahun : I, November 2010
Tebal : xii+ 184 halaman
Diawali dengan uraian penciptaan manusia, Adam dan Hawa, buku The Sex Files ini mulai membahas betapa pentingnya hubungan seks yang sah telah menjadi pintu terbukanya kehidupan anak manusia dan keindahan rasa bernama cinta. Gamal Komadoko, penulis buku, menukik pembahasan seks dengan lebih dulu “mengkhotbahi” pembaca tentang hikmah penciptaan laki-laki dan perempuan.
Komandoko berkali-kali menyatakan dalam buku ini pentingnya kelestarian rumah tangga dengan kehidupan seks yang rutin dan saling memuaskan pasangan. Bila rumah tangga adalah tubuh, maka seks adalah nyawanya. Nyawa harus terus dipertahankan agar seluruh jaringan dan organ tubuh bekerja dengan baik. Seks, dengan begitu, jadi unsur penting dalam ketubuhan rumah tangga.
Meski seks tidak segalanya, namun, dalam kehidupan rumah tangga, segalanya bisa berawal dari seks. Berkali-kali penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya korelasi meningkatnya perceraian dan perselingkuhan pasutri (suami-istri) diakibatkan oleh tiadanya kepuasaan dalam melanggengkan nyawa rumah tangga itu, selain faktor ekonomi tentunya.
Laki-laki, kata penulis, adalah yang biasa mendapatkan kepuasan namun sering tidak bisa memuaskan istrinya. Sebaliknya, perempuan adalah yang bisa memuaskan laki-laki, namun tak biasa mendapatkan kenikmatan dari pasangannya. Ada dis-harmoni; antara bisa tapi tidak biasa dengan yang biasa tapi tidak bisa, itu. (hlm 24).
Se-keterangan penulis, hanya 50 persen perempuan yang dinyatakan pernah mencapai kenikamatan orgasme seksual. Selebihnya, tidak. Nah, buku ini hadir sebagai oase yang mencerahkan tentang banyak hal yang berkaitan dengan teknik berhubungan seksual menuju kepuasan yang simbisos antarpasangan.
Seperti dalam Kamasutra (India) dan Keturanggan (Jawa) juga, buku ini mengajak pembaca mengenal titik sensitif seksual antarpasangan, tahapan melakukan hubungan seks, penguatan tubuh dengan senam seks serta berolah nafas, hingga pada pembahasan suplemen makanan penting yang dibutuhkan untuk mendapatkan energi sebelum berhubungan intim.
Yang menarik, pembaca akan diajak mempelajari teknik pernafasan. Olah nafas menjadi penting dalam teknik seks karena dari seks-lah nafas kehidupan manusia dimulai. Nafas hidup dimulai dari cinta, bukan nafsu. Tak luput pula penulis mengulas teknik-teknik posisional kala hubungan seks dilangsungkan. Puluhan teknik bercinta dapat Anda pelajari dalam buku ini.
Sayangnya, buku yang sengaja diproyeksikan untuk menunjukkan keluhuran kultur seksologi ala Timur ini lebih sering mendefinisikan perempuan daripada memahaminya. Penulis sering kontras melihat perempuan sebagai subjek dan objek dalam seks. Padahal, seks, dalam dinamika kekinian, telah masuk dalam discourse publik –seperti kata Foucault itu. Kekurangan buku, bisa ditutupi oleh kelihaian penulis mengeksplorasi visi suci janji nikmat jalinan cinta berumah tangga. Buku ini menjelaskannya.
(Dimuat Okezone, Selasa, 8 Februari 2011)
sumber: http://suar.okezone.com/read/2011/02/08/285/422570/semua-tentang-seks