Batu syahadat. Foto: Detikcom. |
JUMLAH pintu neraka, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an (Al-Hijr: 43-44), ada tujuh.
وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ . لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُوم
Artinya:
“Dan sesungguhnya jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka”. (QS. Al-Hijr: 43-44).
Nama-nama pintu yang disebutkan para mufassir (sesuai urutan) adalah jahannam, ladzâ, saqar, huthamah, jahîm dan hâwiyah. Masing-masing pintu neraka itu akan dihuni oleh para penduduknya kelak, sesuai dengan amal dan perbuatan.
Terkait ayat di atas, ada sebuah kisah menarik yang tertulis dalam Kitab Mawâ’idlul Ushfuriyah berikut ini.
Seorang laki-laki yang sedang thawâf di Arafah membawa tujuh buah batu yang semuanya sudah dibacakan kalimat thayyibah, syahâdatain (أشهد أن لاإلـــه إلا الله وأن محمدا رسول الله).
Ia kemudian terlelap dalam tidur. Dalam mimpi, laki-laki tersebut seolah melihat Kiamat sudah terjadi. Hisâb atas semua perbuatannya juga dilaksanakan. Nasib, dia harus masuk neraka karena perbuatannya.
Para malaikat yang bertugas pun menyeretnya ke neraka. Ketika sampai ke pintu neraka, tiba-tiba ada sebuah batu yang menghalangi pintu tersebut. Batu itu, ceritanya, berasal dari batu-batu yang pernah dibacakan dua syahadat olehnya.
Para malaikat adzâb (yang bertugas menyiksa) berkumpul untuk mengangkat batu tersebut. Anehnya, batu itu tidak bisa diangkat hingga akhirnya para malaikat mengalihkan laki-laki tersebut ke pintu neraka yang lain.
Penjaga Pintu Neraka Bingung
Di pintu neraka kedua pun demikian. Ada sebongkah batu besar yang menutupinya. Hingga tujuh pintu neraka, selalu ada batu yang menghalangi, —dari batu-batu yang telah dibacakan syahadat tadi.Masih dalam mimpi, para malaikat itu akhirnya membawa laki-laki tersebut ke bawah Arays. "Ya Rabbanâ, Engkau lebih mengetahui siapa sosok hamba-Mu ini. Hamba tidak bisa menemukan pintu masuk buatnya ke neraka," kata malaikat.
"Hai hamba-Ku, engkau telah mensyahadatkan batu-batu tersebut dan engkau pula tidak menyia-nyiakan hakmu (menyebah dan beribadah, pen.), bagaimana Aku bisa menyia-nyiakanmu, padahal Aku menyaksikan syahadatmu," kata Allah Swt. kepada laki-laki tersebut, dalam mimpi.
Allah Swt. kemudian memerintahkan kepada para malaikat agar memasukkan laki-laki itu ke dalam surga. Tapi sayang, semua pintu surga yang ada, terkunci. Datanglah kemudian syahadat Lâ Ilâha IllaAllah. Dan atas ijin Allah Swt., pintu surga itu terbuka hingga laki-laki tadi masuk surga.
Hikmah cerita ini menyatakan, pintu neraka bisa ditutup dengan kalimat syahadat. Dan hal ini membuktikan pula bahwa Sabda Rasulullah sangat benar,
مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إٍلَهَ اٍلاَّ اللهُ مُخْلِصًا مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّة
Artinya:
“Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dengan ikhlas dari hatinya, maka ia (dijamin) masuk surga”. (HR. Ibnu Hibban).
مَنْ كاَنَ أَخِر كَلامِهِ لاإِلَهَ إلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنّةَ
Artinya:
“Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah Lâ Ilâha IllaAllah, maka ia akan masuk surga”. (HR Abu Dawud dan Al-Hakim).
Kisah di atas disertakan penulis kitab sebagai keterangan atas narasi hadits Rasulullah Saw., yang redaksinya berbunyi,
عن أبي ذر الغفارى رضي الله تعالى عنه أنّه قال قلتُ يــا رسُولَ الله عَلِّمْـني عملاً يقـرِّبُـني إلى الجنةِ و يباعدُني من النـَّـار! قال إذا عملتَ سيّـئةً فَـاتَّبــِعْهاحسنةً قال قلتُ أمِنَ الحسنـــاتِ قولُ لاإلـــه إلّا اللهُ قال نعـــم هي أحسنُ الحسنـاتِ
Artinya:
“Dari Abi Dzarr Al-Ghifari ra., ia berkata, aku pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., “ya Rasullallah, berilah kami sebuah ilmu tentang amal pebuatan yang bisa mendekatku kepada surga dan menjauhkanku dari neraka. Nabi menjawab, jika kamu melakukan perbuatan buruk, lekaslah susul dengan perbuatan baik (hasanah),” lalu Abu Dzarr ra. berkata (lagi), “apakah membaca La Ilaha IllaAllah termasuk bagian dari perbuatan baik?”. Rasul menjawab: “iya, ia amal paling baik di antara amalan baik lainnya”.
***
Kisah lain yang terkait syahadat sebagai pintu masuk surga adalah cerita dari Imam Az-Zâhid (ahli zuhud) yang juga seorang muftî (ahli fatwa) yang sangat dihormati muallif Ushfuriyah. Kisah tentang Nabi Musa as. ini juga diceritakan Az-Zâhid berasal dari ayahnya.
"Yâ Rabb, Engkau menciptakan mahkluk-Mu, merawatnya dengan nikmat-nikmat yang Engkau berikan, memberinya rezeki, tapi kemudian di Kiamat Engkau menjadikannya (masuk) ke dalam neraka-Mu, mengapa demikian?" Kata Nabi Musa as. saat bermunajat kepada Allah Swt.
Wahyu datang. Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi Musa as. untuk menanam tumbuhan. Nabi Musa as. pun merawat tumbuhan tersebut, mengairinya, hingga hidup dan bisa dipanen.
Saat tanaman tersebut diolah, Allah kemudian bertanya kepada Nabi Musa as., "Apa yang kau lakukan Musa?"
"Tentu aku memilih hasil panen yang baik, ya Allah," jawab Nabi Musa as.
"Mengapa ada yang engkau tinggalkan?"
"Aku tidak meninggalkan (hasil panen) kecuali yang baik-baik saja, ya Allah".
"(Demikianlah) Musa, Aku memasukkan orang-orang yang tidak ada kebaikan dalam dirinya".
"Siapakah?"
"Orang-orang yang terhalang mengucapkan Lâ Ilâha Illa Allah Muhammadur Rasûlullâh," jawab Allah dalam wahyunya kepada Nabi Musa as.
Semoga Allah Swt. menjadikan kita semua sebagai ahli syahâdat tauhîd, yang bukan hanya meneriakkan bendera tauhid, tapi benar-benar menjadi Hamba yang bertauhid.
Sekian dan berlanjut edisi “Islamnya Abu Bakar dan Ramalan Nasrani atas Kelahiran Nabi (Ngaji Ushfuriyah Bagian 9)”. InsyaAllah segera! [badriologi.com]
Keterangan:
Esai ini adalah dokumentasi Ngaji malam Kamisan (Kliwon), 17 Muharram 1439/26 September 2018. Kamis Pahing, 24 Muharram 1439/3 Oktober 2018, ngajinya libur.