Gus Muwafiq Kagum ada Dokter Kenthir Undang Ceramah Pengajian -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Gus Muwafiq Kagum ada Dokter Kenthir Undang Ceramah Pengajian

M Abdullah Badri
Senin, 03 Juni 2019
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
Gus Muwafiq diundang ceramah pengajian oleh seorang dokter dari Malang. Beliau heran ada dokter yang sudi mengurus kebangsaan dan mengadakan pengajian NU di Malang.
Oleh M Abdullah Badri

SABTU malam (1 Juni 2019), Gus Muwafiq kedatangan tamu dari Malang yang berhajat ingin mengundang beliau dalam sebuah acara pengajian. Wajahnya bersih, gempal tubuh, berpeci putih dan berbaju koko panjang. Ia datang ditemani satu orang.

Tutur bicaranya lembut, halus, penuh senyum. Saya sempat salaman bersamanya karena saat itu sedang sowan juga ke Gus Muwafiq. Mulai sekitar pukul 22-02 WIB, Gus Muwafiq menemui puluhan tamu yang sudah menunggu.

Baca: Mengapa Gus Muwafiq Tidak Segera Mendirikan Pesantren? Ini Kata Gus Dur

Begantian, mereka mengutarakan hajat masing-masing. Ada yang meminta berkah supaya calon anaknya yang akan lahir diberikan keselamatan. Ada juga yang meminta sanad puasa kepada Gus Muwafiq, dan hanya dijawab beliau: ya wis, sanad posoku kanggo kuwe!

Tengah malam, tamu dari Malang mengutarakan hajatnya, ingin mengundang beliau ngaji. Pria yang saya sebut ciri-cirinya di paragraf esai ini itulah yang ternyata berprofesi sebagai dokter di Unisma.

Mendengar alasan sang dokter mengadakan pengajian, Gus Muwafiq heran dan takjub; kok ada yah dokter yang masih peduli ngurus kebangsaan dan aswaja nahdlatul ulama. Demikian kata beliau.

Baca: Gus Muwafiq: Kiai dan Habib yang Mendukung 02 Banyak Termakan Hoax

Bagi kebanyakan orang, profesi dokter adalah profesi mapan yang, hanya dengan sekali praktik saja dia sudah mendapatkan banyak uang dan tiap akhir pekan dia menikmati liburan.

"Dokter kenthir dan edyan yang mau mengurus pengajian NU sampai datang ke sini," ujar Gus Muwafiq disambut tawa para tamu lainnya. [badriologi.com]
Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha