Tambihul Jamus (Peringatan Kerbau Kurban) -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Tambihul Jamus (Peringatan Kerbau Kurban)

Badriologi
Rabu, 08 September 2021
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus

foto kerbau ngamuk badriologi
Ilustrasi foto kerbau ngamuk.

 

Oleh M. Abdullah Badri


AKU tidak rela disembelih. Bukannya tidak mau. Aku masih mengandung gudel. Bakul yang membeliku tak pedulikan aku. Dia memang orang tak diuntung. Peternakku juga sama. Dia hanya mau aku laku dijual saja. Padahal, aku telah memberinya gudel (anak kerbau) berkali-kali. Tak tahu diuntung juga dia. 


Tapi, karena aku kerbau, dan manusia ingin beribadah di Idul Qurban, bakul bisa seenak udelnya berkata dan menjamin diriku tidak hamil, kepada pembeli. Anehnya, pembeli hanya manggut-manggut. Pembeli dan bakul sama-sama goblok. Masih ada pejantan, mengapa aku yang dipilh? Karena murah kah? Ya Allah. Sepelit apa sih hati mereka?


Baca: Hukum Berkurban dengan Hewan yang Hamil Muda


Apa karena daging betinaku keras, hatiku kaku, dagingku sedikit sebab mengandung gudel, aku dijual harga murah untuk suguhan tamu-tamu Allah di hari itu? Mereka ini niat nyuguhi atau ngirit suguhan? Kuda saja enggan dijadikan hewan sembelihan kurban karena dia tahu, dagingnya bukan konsumsi manusia normal. 


Aku memberontak sejadi-jadinya saat tukang jagal itu hendak memaksaku berbaring untuk dikurbankan. Aku mempertahankan gudelku, dalam perutku. Kujagal balik dia, berkali-kali. Meski bakal kalah, ini adalah jihad seorang betina beranak. Tak ada seorang ibu di dunia yang merelakan anaknya mati karena jadi korban kurban. 


Toh semua ulama madzhab juga tidak ada yang membolehkanku dijadikan kurban, kecuali Kiai Ibnu Rif'ah. Alasan mereka saya benarkan; dagingku jelek, sedikit, dan mereka masukkan aku sebagai binatang pemilik aib, yang batal bila dijadikan kurban. Mereka melindungiku sejak dari ijtihad mereka. Tapi, keserakahan manusia dan jiwa pelitnya saja lah yang menembus semua ketentuan ulama banyak itu. 


Baca: Hewan Kurban Nadzar Terdapat Cacat atau Hilang Karena Sembrono


Rasain. Penikmat dagingku banyak yang pusing saat makan. Memasaknya pun harus berkali-kali. Kelot-kelot. Untumu bal-balan, hanya melumat dagingku. Para ulama' itu benar. Aku bukan tipe hewan yang layak dijadikan suguhan tamu Allah di Hari Id. 


Tujuh orang yang mengurbankanku, batal mengikuti jalan Nabi Ibrahim. Mereka seperti mbedol ketela, yang ternyata kosong setelah berhasil dibongkar. Mereka laiknya tuan rumah yang menyuguhkan daging ke tamu, tapi si tamu tak menikmatinya secara utuh. Malah ngelu.  


Mereka sudah mengambil gudelku, ya berkahnya diambil Allah lah! Camkan ini.  


Saya ingatkan sekali lagi, kurbankan kerbau yang telah menghamiliku. Jangan aku! Itu bila kalian tidak pelit menyuguhi tamu Allah di Hari Raya Idul Qurban, lain waktu. Itu saja. [badriologi.com


Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha