Saat menelisik toko penyedia barang produk Malaysia di Nunukan, Sabtu malam (31 Agustus 2019). Foto: dokumen pribadi, dicepret oleh Kevin Sanly, Jakarta. |
Oleh M Abdullah Badri
GUBERNUR Kalimantan Utara H. Irianto Lambrie mengakui bahwa warganya lebih memilih membeli makanan-makanan ringan dari Malaysia daripada dari Indonesia, Jakarta khususnya. Realitas ini digambarkan oleh Irianto dengan ungkapan yang terkenal "Garuda di Dadaku, Malaysia di Mulutku". Warga Indonesia yang perutnya penuh dengan makanan produk Malaysia ya Kaltara, utamanya di Nunukan, Tarakan dan Sebatik.
Makanan instan seperti mie dan susu misalnya, di Nunukan harganya lebih murah yang dibuat oleh Malaysia daripada Indonesia. Orang Nunukan, kata Geri, salah satu sopir yang menemani saya saat muter-muter di Nunukan, tidak doyan susu merk Milo buatan Indonesia. Tak enak katanya. Lebih kental buatan Malaysia dan lebi murah harganya.
Saya cek kebenaran itu di beberapa super market. Ternyata produk makanan, minuman dan lain-lainnya yang dibuat dari Malaysia berjejer rapi berdampingan dengan produk-produk Indonesia. Di sanalah saya menemukan merk produk makanan maupun minuman yang tidak lazim dijumpai di retail dan minimarket yang ada di daerah daerah saya, Jepara.
Wajar demikian mengingat jarak Nunukan ke Malaysia lebih dekat daripada Nunukan ke Jakarta. Bagi warga Nunukan, Malaysia benar-benar sebagai tetangga, yang mudah dilihat hanya sejauh mata memandang.
Baca: Kopi Cinta Tarakan dan Buah Lai Nunukan, Kalimantan Utara
Saking dekatnya, ada sebuah toko milik warga Indonesia di pulau Sebatik, -tetangga pulau Nunukan,- yang terbelah wilayahnya jadi dua. Ruang tamunya masuk wilayah Indonesia, dapurnya sudah masuk bagian administratif Malaysia.
Geri, sopir yang antar saya tadi berkata, "jadi, kalau nyari makan di warung Sebatik itu, ya harus di ruang tamu, tapi beraknya di belakang, di Malaysia," katanya sambil tertawa.
Sayangnya, saat rombongan media dari Kominfo main ke Sebatik, saya tidak ikut nimbrung karena capek bergegiatan seharian. Sayangnya lagi, foto-foto mereka di Sebatik tidak bisa saya unggah di blog ini.
Oh iya, mereka ke Sebatik setelah menghadiri agenda Digitalisasi Perbatasan di Nunukan bersama Menkominfo Rudiantara, Gubernur Kaltara dan Bupati Nunukan, di GOR Nunukan, Sabtu siang 31 Agustus 2019. [badriologi.com].