Bantuan Langsung Tunai Ansor Bukan Bersumber dari ADD, Ndoro! -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Bantuan Langsung Tunai Ansor Bukan Bersumber dari ADD, Ndoro!

M Abdullah Badri
Rabu, 06 Mei 2020
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
jual beras murah ansor ngabul tahunan jepara
Gambar kemasan Beras Ansor Ngabul, Tahunan, Jepara. Foto: H. Bambang.

Oleh M Abdullah Badri

PADA Bulan Ramadhan 1441 H (2020), GP. Ansor NU Ranting Ngabul mengeluarkan program bantuan sosial berupa santunan beras kepada para dhu'afa di Desa Ngabul.

Sahabat Ansor di masing-masing lingkungan RT pun ramai-ramai mendata tetangganya yang disebut berhak, meski Ansor Ngabul sendiri tidak mengeluarkan kategori siapa yang paling berhak menerima. Cah Ansor wis paham soal ngene iki. Soale sregep ngaji.

Begitu terdata ratusan nama pada 4 Mei 2020, ada anggota Ansor yang bertanya, "Pak Ketua, apa daftar-daftar itu sudah ada yang menerima PKH pemerintah?"

Ia sengaja menanyakan itu karena khawatir jika terjadi ketidakmerataan, yang mengakibatkan disinformasi politik. Barangkali.

Baca: Selalu Berhitung Pahala Tanda Rahmat Allah Hilang Darinya

Untuk mengulas jawaban itu, saya sengaja menulis esai ini sekaligus nawaitu gethok tular, menowo-menowo ada sahabat Ansor di desa lain yang mau meniru giat positif ini.

Yang perlu ditegaskan kepada pembaca sekalian adalah: buanglah dulu logika Bantuan Langsung Tunai (BLT) dalam program sosial ormas semacam Ansor NU. BLT Ansor Sangat berbeda dengan BLT Covid-19.

Kekhawatiran politis bahwa sumbangan beras akan memicu demo warga karena dianggap kurang merata, atau tidak tepat sasaran, sebagaimana disinggung Presiden Jokowi, tidak akan terjadi. Apa alasannya?

Tolong dibaca dengan baik-baik jawabannya: Ormas GP. Ansor NU itu bukan wakil pemerintah pusat. Tapi sangat bisa ikut berperan membantu pemerintah desa sampai pusat.

Piye jal. Iki organisasi ndunyo akhirat soale. Megilan toh. Hahaha. 

Ansor Ngabul tidak menyalurkan Anggaran Dana Desa (ADD), yang harus difungsikan dengan baik oleh Pemdes untuk penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada terdampak Covid-19 dan kebijakannya, dengan angka maksimal penyaluran sebesar 35 persen.

Lalu, darimana Ansor Ngabul mendapatkan beras untuk disalurkan ke dhu'afa di Ngabul yang jumlahnya mencapai ratusan nama itu (akan terus bertambah nilainya)?

Jawabnya: dari iuran, sedekah dan donasi tetap (jika ada yang mau).

Artinya, Ansor Ngabul hanya punya ADS (Anggaran Dana Sumbangan -istilah ngarang saya). Bukan ADD.

Karena bersifat sukarela, maka, tidak semua nama-nama terdaftar sebagai dhu'afa' Ngabul harus diberi bantuan langsung dalam waktu yang sama oleh Ansor.

Bila pada Ramadhan ini ADS yang terkumpul dari anggota hanya 1,5 juta saja misalnya, maka, yang akan diberi bantuan beras 2,5 kg hanya 55 orang saja dulu. Kok bisa?

Begini cara hitung matematikanya:

Ansor Ngabul itu punya produk kemasan beras dengan variasi harga (tergantung berat). Beras merek BA (Beras Ansor) seberat 2,5 kg harganya adalah Rp. 27.000. Bila ADS anggota Ansor Ngabul yang terkumpul pada Ramadhan 2020 ini ada Rp. 1,5 juta, maka yang akan menerima adalah 55 orang. Sisanya akan diberikan tidak?

InsyaAllah diberikan. Itu perkara yang mumkinul wujud (ممكن الوجود), sangat mungkin. Memberikan sumbangan beras kepada dhu'afa' di lingkungan terdekat bukan perkara mustahil bagi anggota Ansor, tapi bukan sesuatu yang wajib pula, karena sifatnya hanya sedekah, donasi, dan tentunya, tidak ada paksaan.

Baca: Kegelisahan KH Hasyim Asy'ari Sebelum Mendirikan Nahdlatoel Oelama (NO)

Lalu, kapan mereka yang belum menerima akan mendapatkan beras bantuan Ansor? Jawabnya: tiap usai Morongpuluhan.

Jadi begini sahabat semuanya!

GP. Ansor Ngabul itu punya dua rutinan yang sudah berjalan sejak 2018 silam. Yakni, 1). Rijalul Ansor, 2). Morongpuluhan.

Yang pertama digelar di masjid-masjid dan mushalla sekitar Ngabul tiap selapan sekali, malam Selasa. Yang kedua digelar muter rumah anggota setiap tanggal 5 dan 20. Makanya disebut Morongpuluhan.

Bila pengajian rutin Rijalul Ansor membaca kitab Fara'idus Saniyyah karangan KH. Sya'roni Ahmadi Kudus (langsung sowan minta ijazah), sesuai giliran qori' kitab yang dijadwal Dept. Rijalul Ansor, maka Morongpuluhan sekarang ngajinya adalah Kitab Aqidatul Awam (PDF Link) karya Syaikh Ahmad Al-Marzuki dan Safinatus Naja (Link PDF) karangan Syaikh Salim Ibnu Sumair Al-Hadrami. Kitab di Morongpulan juga dibaca bergantian serta digilir per tanggal 5 dan 20 oleh tim Rijalul Ansor.

Selama setahun, Morongpuluhan tidak berisi kajian kitab, tapi kajian Ideologi Aswaja An-Nahdliyyah. Saat itu, Morongpuluhan dipegang oleh Dept. Pengaderan Ansor Ngabul Jepara, dimana saya sering jadi "korban" sebagai pemateri karena dianggap yang paling bertanggungjawab membuat tema-tema berat selama setahun. Hahaha.

Sejak Desember 2019, -saat saya sudah pamit ke kultural NU dulu,- Morongpuluhan diganti ngaji kedua kitab di atas, dan saya selalu jadi pendengar yang baik meski kadang menjadi pendengar yang sak kerepe dewe saat hadir di Morongpuluhan. (Kan wis pamit. Hahaha).

Nah, pada sesi Morongpuluhan inilah, mulai Ramadhan 2020, Ansor Ngabul akan menarik sumbangan kepada anggotanya untuk membeli beras BA yang diberikan kepada daftar nama dhu'afa' yang sudah didata rapi tersebut. Skemanya begini. Simak!

Bila tanggal 5 Juni 2020 nanti ada 5 orang anggota Ansor Ngabul di Morongpuluhan menyumbang masing-masing Rp. 21.000, maka uang yang terkumpul adalah Rp. 108.000. Artinya, Dept. Ekonomi Ansor Ngabul harus menyiapkan 4 kamplet beras masing-masing 2,5 kg. Beras itu, -bila rencana tidak berubah,- akan diserahkan kepada shahibul bait untuk selanjutnya diberikan kepada empat orang nama dhu'afa' yang belum mendapatkan jatah beras di Bulan Ramadhan 2020 ini.

Begitu seterusnya untuk bulan-bulan selanjutnya. Jika terkumpul per pertemuan Morongpuluhan ada 4 donatur yang ikut ngaji terus menerus dan menyumbang tetap senilai Rp. 21.000/pertemuan, maka, selama setahun dhu'afa' Ngabul yang menerima bantuan dari Anggota Ansor Ngabul ada sebanyak 96 orang (sebulan 2 pertemuan, tiap pertemuan dapat 4 kamplet dikali 12 bulan).

Makanya, saya menyebut, nama-nama daftar calon penerima bantuan langsung tunai berupa Beras Ansor sangat-sangat mungkin, mumkinul wujud untuk diberikan bantuan Beras BA. Bukan mustahil, dan tidak terasa jika ikhlash. Di sinilah saya menyebut bantuan Beras Ansor sebagai bantuan sosial mandiri yang tidak ada kaitannya dengan ADD milyaran itu, tidak pula terkait sebagai wakil pemerintah. Begitu loh, ndoro!

Siapa yang Untung? 
Banyak. Pendana untung pahala. Penerima untung beras. Ansor untung sosial. Bagian ekonomi Ansor Ngabul untung kapital, -untuk kemaslahatan bersama. Ini akan berjalan terus menerus sebagai amal sosial yang dicatat sejarah.

Bila ada yang mau menjadi donatur tetap untuk program sosial Ansor ini, silakan kontak ke sekretaris Ansor Ngabul atau Bendaharanya. InsyaAllah berkah.

Rencananya, Ansor Ngabul bagian ekonomi akan menggerakkan menabung massal pasca Ramadhan 2020 ini. Strateginya tidak saya ungkap di sini. Ben ora ditiru sik. Tiru iki wae gan. Apik. Program sosial.

Bila pembaca esai ini berkesimpulan Ansor Ngabul adalah mafia di Desa Ngabul, tak tapuk cangkemmu! [badriologi.com]

Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha