Jama'ah Tabligh yang Belum Baligh -->
Cari Judul Esai

Advertisement

Jama'ah Tabligh yang Belum Baligh

M Abdullah Badri
Selasa, 23 Maret 2021
Flashdisk Ebook Islami

Jual Kacamata Minus
jamaah tabligh yang belum baligh
Ilustrasi Jama'ah Tabligh yang Belum Baligh. Foto: istimewa.


Oleh M. Abdullah Badri


DI sebuah desa di Kacamatan Pecangaan, Jepara, terjadi kisah menarik tentang Jama'ah Tabligh (JT). Datang ke masjid berniat mukim untuk "berdakwah", jemaat JT membawa alat-alat masak lengkap. 


Niatnya baik. Sebagai muslim, kedatangan mereka di masjid adalah sebentuk tabligh (menyampaikan) perintah shalat jama'ah kepada masyarakat sekitar. Mereka datangi pintu demi pintu hanya untuk mengingatkan pentingnya berjama'ah kepada warga sekitar. 


Baca: Ustadz Mudhofar yang Mendadak Jadi Sorotan


Awalnya diterima dengan baik. Lha wong niatnya baik kok. Tapi, beberapa hari kemudian, ungkapan mereka nylekit (menyakitkan). Kepada para jama'ah, mereka mengajak supaya tidak ziarah. Maulidan dan pujian pra jama'ah di masjid pun disebut mereka sebagai nyanyi-nyayi. Edan kok diterus-teruske


Tokoh agama setempat yang "mengundang" mereka datang ke masjid, alias pendukungnya, tidak pernah berkumpul di masjid dengan mereka. Dia lepas tangan saat para jemaat JT di masjid mulai menimbulkan keresahan di kalangan warga. 


Pengurus masjid hanya diam saat bau busuk masakan mereka tercium di selokan air wudlu'. Sementara itu, warga mulai mencium ketidaksukaan akhlak mereka yang dianggap kurang baligh (kurang dewasa). "Masak membuang air kumbahan iwak di selokan air wudlu? Utekke ning dengkul?" Gumam warga. 


Seorang pemuda yang memiliki kesadaran harakah melawan mereka secara halus. Suatu saat, ia mengiyakan ajakan masuk JT dari mereka, tapi dengan syarat: harus mau ziarah dulu ke makam wali Pecangaan. Terjadilah perdebatan. 


Baca: NU dan Generasi yang Diburu Informasi


Malu dan memang memalukan, mereka akhirnya pamit, keluar dari desa. Tabligh mereka jadi kenangan buruk buat warga yang mayoritas Nahdliyyin. Takmir masjid akhirnya berpengalaman. Bila ada JT masuk wilayahnya kelak, sikap menolak adalah tindakan dakwah yang tegas dan sangat bermanfaat. 


Ingat, mereka muslim. Mereka berniat baik. Tapi, niat baik tidak selamanya pas dan cocok. Itulah yang namanya harakah. Dumeh podo muslim-e, ojo gemeter mendengar "sesama muslim bersaudara". Itu kalimat propaganda HTI. Kalau mereka bersaudara, mengapa mereka membikin masalah dulu?


Kenalilah lawan dan kawan, sobat! Itulah yang saya sebut sebagai baligh berharakah. [badriologi.com


Flashdisk Ribuan Kitab PDF

close
Iklan Flashdisk Gus Baha